Selasa, 10 Juni 2014

Baluran , Pesona Afrikanya Indonesia

INDONESIA punya hamparan savana terluas di Pulau Jawa yakni Taman Nasional Baluran di Jawa Timur. Jika Anda berkunjung ke sini pasti serasa berada di Afrika, walaupun saya belum pernah ke Afrika he-he...

Taman Nasional Baluran ini merupakan destinasi wisata yang cukup berbeda. Kenapa saya bilang berbeda? Karena di sini kita kalau beruntung bisa menemukan banyak sekali satwa liar yang benar-benar liar tidak seperti di kebun binatang atau Taman Safari.

Kalau di Taman Safari kita melihat dengan dekat aneka satwa, bahkan mereka bisa menghampiri kita kalau mereka mencium bau makanan dari mobil. Tetapi tidak di sini. Pasalnya untuk masuk ke dalam Taman Nasionalnya saja kita harus memasuki jalan tanah yang agak rusak selama 40 sampai dengan 1 jam perjalanan.


BARRY KUSUMA Sekawanan rusa di Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur, Jumat (2/5/2014).
Kawasan Taman Nasional Baluran terletak di Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo, Provinsi Jawa Timur. Batas wilayah sebelah utara adalah Selat Madura, sebelah timur Selat Bali, dan di tengah kawasan ini terdapat Gunung Baluran yang sudah tidak aktif lagi. Namun menjadi pemandangan yang cantik ketika kita melihat padang savana dari kejauhan.

Taman Nasional Baluran merupakan perwakilan ekosistem hutan kering di Pulau Jawa, terdiri dari tipe vegetasi savana, hutan mangrove, hutan musim, hutan pantai, hutan pegunungan bawah, hutan rawa, dan hutan yang selalu hijau sepanjang tahun. Untuk Anda pencinta fotografi sebaiknya datang ke sini pada saat musim kemarau, pada bulan Juni-Juli-Agustus karena air di hutan kering, dan rumput berwarna kuning.

Pada musim kering, satwa seperti rusa, banteng, burung merak yang berada di dalam hutan keluar menuju savana. Pihak Taman Nasional menyediakan air dan kubangan, sehingga pada musim kemarau hewan keluar dan berada dekat di jalan. Satwa-satwa ini sangat pemalu, karena jika ada mobil yang mendekat saja mereka akan kabur masuk ke dalam hutan.

BARRY KUSUMA Burung Merak di Taman Nasional Baluran, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, Jumat (2/5/2014).
Jika Anda datang saat musim hujan maka tumbuhan dan air sangat berlimpah sehingga penghuni taman seperti banteng dan kerbau liar memilih masuk ke pedalaman taman dari pada bertatap muka dengan pengunjung. Agar bisa lebih menikmati perjalanan di Taman Nasional Baluran cobalah sebelum memasuki kawasan ini Anda mengunjungi pusat informasi untuk mendapat penjelasan singkat tentang Taman Nasional Baluran. Setelah mendengar penjelasan panjang lebar biasanya kita bisa lebih menghargai, tidak mengganggu, merusak, mengambil, atau berburu flora, fauna dan ekosistemnya.

Kepala Seksi Sarana Distribusi dan Digital Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Budi Supriyanto mengatakan akses menuju Taman Nasional Baluran ini tidak mahal dan memang serasa seperti di Afrika. Sepanjang perjalanan menuju Savana Bekol di Taman Nasional Baluran ini di kanan-kiri jalan banyak sekali pohon jati.

Disarankan memulai perjalanan pada pagi hari. Syukur-syukur bisa menemukan kabut sehingga foto bisa lebih dramatis bagi pencinta fotografi. Saya sarankan kalau bisa ke sini pada jam 04.00 pagi. Kenapa? Karena matahari terbit (sunrise) di Taman Nasional Baluran sangat bagus.

BARRY KUSUMA Monyet di Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur, Jumat (2/5/2014).
Di sini ada Pantai Bama yang merupakan spot untuk melihat sunrise, di sekitar Pantai Bama juga ada banyak pohon mangrove dan kawasan konservasi. Namun harap berhati-hati di sini karena banyak sekali monyet liar. Kalau Anda lengah sedikit, bisa jadi handphone atau kamera Anda bisa diambil oleh monyet-monyet tersebut.

Di Pantai Bama kita bisa menyewa perahu untuk berkeliling Taman Nasional. Selain itu disini juga merupakan spot snorkeling yang cukup bagus, tetapi Anda harus agak ke tengah sedikit dan bisa melihat banyak ikan dan biota laut.

Setelah itu kita bisa melanjutkan perjalanan menyusuri Padang Savana sepanjang Taman Nasional. Kalau ingin maksimal melihat satwa-satwa yang ada di sini lebih baik Anda berjalan kaki, karena satwa-satwa di sini sangat takut dengan manusia. Mendengar suara mesin mobil atau motor saja satwa-satwa tersebut langsung kabur masuk ke dalam hutan.

BARRY KUSUMA Taman Nasional Baluran, di Situbondo, Jawa Timur, Jumat (2/5/2014).
Mengapa harus berjalan kaki? Ya hitung-hitung olah raga di alam terbuka, sehat dan bisa sekalian dapat foto bagus bukan? Saya bersyukur datang ke lokasi ini sejak subuh, karena ternyata pada pagi hari banyak sekali satwa yang keluar. Saya menemukan banteng jawa, burung merak yang bergerombol, bahkan burung-burung merak ini terbang bebas di alam liar. Beruntung saya dapat mengabadikan momen ini.

Ketika saya dapat banyak foto satwa ini, di sosial media banyak yang menanyakan kepada saya karena mereka pada saat datang kesini tidak menemukan banyak satwa liar. Padahal kuncinya adalah datang pagi-pagi sekali ke Taman Nasional Baluran ini.


Sumber :http://travel.kompas.com/read/2014/05/19/1546431/Taman.Nasional.Baluran.Inilah.Afrikanya.Indonesia.



Minggu, 08 Juni 2014

Eksotisme Pulau Komodo,

Pulau Komodo merupakan sebuah pulau di Indonesia yang terletak di Kepulauan Nusa Tenggara. Pulau Komodo adalah habitat asli dari hewan karnivora bernama komodo. Pulau Komodo ini berada di bagian timur Pulau Sumbawa, yang dipisahkan oleh Selat Sape. Hewan komodo ini adalah reptile langka yang. dilindungi di bawah peraturan Negara dan sebuah taman nasional, yaitu bernama Taman Nasional Komodo.
Tujuan wisata eksotis ke pulau komodo ini semakin terkenal setelah keikutsertaannya dalam new 7 natural wonder, dan dikenal dengan tempat sangat indah.
Jika anda ingin menuju pulau Komodo ini, dengan menggunakan pesawat udara dari Jakarta, anda harus transit ke Bali terlebih dahulu. Kemudian, perjalanan diteruskan menuju sebuah kota kecil di barat laut pulau Flores yaitu Labuan Bajo yang merupakan pintu untuk menuju Pulau Komodo. Adapun perusahaan penerbangan yang melayani rute Bali-Labuan Bajo diantaranya Transnusa, Wings Air dan Merpati, dengan waktu tempuh sepanjang perjalanan kurang lebih satu setengah jam.
Komodo Dragon 420x0 Wisata eksotis ke pulau Komodo
Jika anda telah sampai di Pulau Komodo atau bisa di sebut Loh Liang, terlebih dahulu anda harus melapor dan membayar uang masuk ke pulau komodo sebesar 12.500 rupiah untuk wisatawan local, ditambah dengan biaya jasa pemanduan sebesar 50.000 rupiah untuk satu grup dan kamera seharga 5.000 rupiah. Di Pulau ini.
Sebelum melakukan perjalanan, akan seorang ranger yang menemani dan menjelaskan terlebih dahulu  kepada anda rute yang mana yang akan di lalui. Ada 3 rute yang bisa dipilih, yaitu short, medium dan long trekking. Untuk rute medium perjalanan yang ditempuh kurang lebih satu jam satu setengah jam. Populasi hewan Komodo yang berada di Pulau Rinca kurang lebih 1336 sedangkan populasi di Pulau Komodo sendiri lebish sedikt yaitu sekitar 1228 ekor .
Di sarankan jika anda wanita yang sedang dalam masa haid atau menstruasi baiknya tidak terlebih dahulu untuk melakukan perjalanan ini, karena penciuman komodo sangat tajambisa sampai belasan meter, hewan pemakan daging ini sangat peka dengan bau darah dan daging. Yang mengerikan dari hewan komodo ini adalah jika komodo sedang memangsa mangsanya ia pasti akan melahapnya sampai habis dan tak tersisa.
Taman Nasional Komodo Tergusur ke Posisi 17 Wisata eksotis ke pulau Komodo
Nah, jika anda di tengah perjalanan bertemu dengan seekor komodo lalu berusaha mengejar anda, disarankan anda lari dengan cara zigzag karena hewan berukuran besar ini tidak bisa berlari zigzag mengikuti anda. namun, tenang saja karena sepanjang perjalanan, ranger yang menemani anda pasti membawa tongkat kayu bercabang dua untuk menghalau komodo, yang terpenting jangan sampai anda terpisah dari grup karena ini sangat berbahaya.
Sebelum anda keluar dari pulau komodo ini, aka nada banyak penduduk lokal yang menjual berbagai souvenir-souvenir khas dari Pulau Komodo, mulai dari patung-patung komodo dengan berbagai macam ukuran sampai kaos, dan harganya bisa di tawar. Cocok untuk di jadikan oleh-oleh untuk orang terdekat di rumah.

Rabu, 04 Juni 2014

Tentang Bencana

 Apakah Bencana itu?
Menurut Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007, Bencana dapat didefinisikan sebagai peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban  jiwa  manusia,  kerusakan  lingkungan,   kerugian  harta  benda,  dan  dampak   psikologis. Berdasarkan  sumber  dan  penyebabnya,  bencana  dapat  dibagi  menjadi : 











1.  Bencana  alam adalah segala jenis bencana yang sumber, perilaku, dan faktor penyebab atau pengaruhnya berasal dari alam, seperti : banjir, tanahlongsor, gempabumi, erupsi gunungapi, kekeringan, angin ribut dan tsunami.
2. Bencana non alam adalah  adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian  peristiwa  nonalam  yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit.
3. Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antarkelompok atau antarkomunitas masyarakat, dan teror.


Apakah Penanggulangan Bencana itu?
Penanggulangan bencana merupakan serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat, dan rehabilitasi. Tujuan dari penanggulangan bencana adalah :
a. memberikan    perlindungan kepada masyarakat   dari ancaman bencana;  
b. menyelaraskan  peraturan perundang-undangan  yang sudah ada;
c. menjamin    terselenggaranya  penanggulangan  bencana secara terencana,  terpadu, terkoordinasi, dan menyeluruh;
d. menghargai budaya lokal;
e. membangun partisipasi dan kemitraan publik  serta swasta;
f. mendorong semangat gotong royong, kesetiakawanan, dan kedermawanan; dan
g. menciptakan perdamaian dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Penyelenggaraan penanggulangan bencana terdiri atas 3 (tiga) tahap meliputi:
a. prabencana;
b. saat tanggap darurat; dan
c. pascabencana.

Prabencana
Penyelenggaraan penanggulangan bencana pada tahapan prabencana meliputi:
a. dalam situasi tidak terjadi bencana; meliputi :
    1). perencanaan penanggulangan bencana; yang terdiri atas : pengenalan dan pengkajian ancaman bencana; pemahaman
         tentang kerentanan masyarakat; analisis kemungkinan dampak bencana; pilihan tindakan pengurangan risiko bencana;
         penentuan mekanisme kesiapan dan penanggulangan dampak  bencana; dan alokasi tugas, kewenangan, dan sumber
         daya yang tersedia.
    2). pengurangan risiko bencana; yang terdiri atas : pengenalan dan pemantauan risiko bencana;  perencanaan partisipatif
         penanggulangan bencana; pengembangan budaya sadar bencana;  peningkatan komitmen terhadap pelaku
         penanggulangan bencana; dan  penerapan upaya fisik, nonfisik, dan pengaturan penanggulangan bencana. 
    3). pencegahan; yang terdiri atas : identifikasi dan pengenalan secara pasti terhadap sumber bahaya atau ancaman
         bencana; kontrol terhadap penguasaan dan pengelolaan sumber daya alam yang secara tiba-tiba dan/atau berangsur
         berpotensi menjadi sumber bahaya bencana; pemantauan penggunaan teknologi yang secara tiba-tiba dan/atau
         berangsur berpotensi menjadi sumber ancaman atau bahaya bencana;   penataan ruang dan pengelolaan lingkungan
         hidup; dan penguatan ketahanan sosial masyarakat.    
    4). pemaduan dalam perencanaan pembangunan yang dilakukan dengan cara mencantumkan unsur-unsur rencana
         penanggulangan bencana ke dalam rencana pembangunan pusat dan daerah, dilakukan secara berkala dikoordinasikan
         oleh suatu Badan.
    5). analisis resiko bencana
    6). pelaksanaan dan penegakan rencana tata ruang dilakukan untuk mengurangi resiko bencana yang mencakup
         pemberlakuan peraturan tentang penataan ruang, standar keselamatan, dan penerapan sanksi terhadap pelanggar. 
    7). pendidikan dan pelatihan; dan
    8). persyaratan standar teknis penanggulangan bencana.

b. dalam situasi terdapat potensi terjadinya bencana, meliputi : kesiapsiagaan, peringatan dini, dan mitigasi bencana.


Tanggap Darurat
Penyelenggaraan penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat meliputi:
    a. pengkajian secara cepat dan tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya; untuk mengidentifikasi:  cakupan lokasi
        bencana; jumlah korban; kerusakan prasarana dan sarana; gangguan terhadap fungsi pelayanan umum serta
        pemerintahan; dan kemampuan sumber daya alam maupun buatan.
    b. penentuan status keadaan darurat bencana;
    c. penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena bencana melalui upaya:  pencarian dan penyelamatan korban;
        pertolongan darurat; dan/atau evakuasi korban.
    d. pemenuhan kebutuhan dasar yang meliputi :  kebutuhan air bersih dan sanitasi; pangan; sandang; pelayanan kesehatan;
        pelayanan psikososial; dan  penampungan dan tempat hunian.
    e. perlindungan terhadap kelompok rentan yaitu dengan memberikan prioritas kepada kelompok rentan (bayi, balita, dan
        anak-anak; ibu yang sedang mengandung atau menyusui; penyandang cacat; dan orang lanjut usia) berupa
        penyelamatan, evakuasi, pengamanan, pelayanan kesehatan, dan psikososial.
    f. pemulihan dengan segera prasarana dan sarana vital, dilakukan dengan memperbaiki dan/atau mengganti kerusakan
       akibat bencana.

Pascabencana
Penyelenggaraan penanggulangan bencana pada tahap pascabencana meliputi:
a. rehabilitasi; melalui kegiatan: perbaikan lingkungan daerah bencana; perbaikan prasarana dan sarana umum; pemberian bantuan perbaikan rumah masyarakat; pemulihan sosial psikologis; pelayanan kesehatan; rekonsiliasi dan resolusi konflik; pemulihan sosial ekonomi budaya; pemulihan keamanan dan ketertiban; pemulihan fungsi pemerintahan; dan pemulihan fungsi pelayanan publik.
b. rekonstruksi, dilakukan melalui kegiatan pembangunan yang lebih baik, meliputi: pembangunan kembali prasarana dan sarana; pembangunan kembali sarana sosial masyarakat; pembangkitan kembali kehidupan sosial budaya masyarakat; penerapan rancang bangun yang tepat dan penggunaan peralatan yang lebih baik dan tahan bencana; partisipasi dan peran serta lembaga dan organisasi kemasyarakatan, dunia usaha, dan masyarakat; peningkatan kondisi sosial, ekonomi, dan budaya; peningkatan fungsi pelayanan publik; dan peningkatan pelayanan utama dalam masyarakat

Meru Betiri: Surga Belantara yang Belum Terjamah


Meru Betiri merupakan hutan tropis dengan sungai spektakuler dan keanekaragaman satwa liar. Berslogankan “Home of Biodiversity”, Taman Nasional Meru Betiri merupakan salah satu taman nasional yang paling mengesankan di Pulau Jawa dengan ekosistem mangrove, hutan rawa, dan hutan hujan dataran rendah.

Kawasan Taman Nasional Meru Betiri secara administrasi pemerintahan terletak di Kabupaten Jember dan Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Taman nasional ini terdiri dari 4 zona yaitu,  zona rimba seluas 22.622 Ha, zona pemanfaatan intensif seluas 1.285 Ha, zona rehabilitasi seluas 4.023 Ha, dan zona pemanfaatan khusus seluas 2.155 Ha.

Sebagian besar taman nasional ini dipenuhi oleh perkebunan karet dengan topografi berbukit-bukit berikut tebing yang curam. Kawasan Taman Nasional Meru Betiri bagian utara dan tengah merupakan hutan hujan tropika yang selalu hijau, sedangkan di bagian lainnya termasuk hutan dengan musim kering.

Taman nasional ini merupakan sebuat pot besar tempat tumbuhnya tanaman langka seperti bunga raflesia dan beberapa jenis tumbuhan lainnya seperti bakau, api-api, waru, nyamplung, rengas, bungur, pulai, bendo, dan beberapa jenis tumbuhan obat-obatan.
Di sini Anda dapat menyaksikan tingkah laku satwa liar yang eksotis seperti kumbang hitam, kura-kura, macan tutul, banteng, kera ekor panjang, ajag, kucing hutan, rusa, bajing terbang ekor merah, merak, penyu belimbing, penyu sisik, penyu hijau, dan penyu ridel atau lekang.
Di Pantai Sukamade dibangun beberapa fasilitas sederhana untuk pengembangbiakan penyu. Taman ini juga merupakan tempat perlindungan harimau jawa yang langka dan mulai punah.
Taman ini terletak di salah satu daerah yang paling terpencil di Indonesia sehingga aksesnya termasuk sulit, bahkan pengunjung terpaksa menggunakan mobil 4WD. Letaknya yang terpencil membuat hutan ini jarang dikunjungi sehingga menjadi alasan mengapa hutan ini menjadi surga belantara yang belum terjamah keindahannya.
Taman Nasional Meru Betiri menawarkan pemandangan dan pengalaman yang luar biasa. Pepohonan dan satwa liar yang menjadikan hutan ini sebagai rumah dan habitat mereka akan menjadi atraksi menarik sekaligus bermanfaat bagi Anda. Menuju hutan ini membutuhkan stamina yang baik. Namun keletihan Anda akan terbayar lunas dengan pemandangan yang spektakuler dan udara hutan yang khas menyejukan kulit dan hati Anda. Pengalaman ini akan sulit Anda rasakan dan temukan di tempat lain di planet ini.

Anda juga bisa menapakkan kaki di beberapa tempat menarik di sekitarnya seperti:

Pantai Rajegwesi
Di pantai ini Anda bisa berwisata bahari seperti berenang, mengamati satwa dan tumbuhan, juga wisata budaya dengan mengunjungi desa nelayan tradisional.

Sumbersari
Di sini Anda bisa menemukan padang rumput seluas 192 hektar dan melihat tingkah laku satwa liar seperti sambar, rusa, dan kijang. Sebuah laboratorium alam untuk kegiatan penelitian yang sempurna.

Pantai Sukamade
Di sini Anda bisa berkemah, selancar angin, melihat penyu yang sedang bertelur, juga tempat pengamatan tumbuhan atau satwa.
 
Teluk Hijau
Menjelajahi hutan, wisata bahari, dan berenang. Alamya jelas akan membuai Anda jatuh ke pelukan kedamaian.

Aksesibilitas
Kawasan Taman Nasional Meru Betiri dapat dicapai melalui dua jalur :
  1. Jalur melalui Jember: Jember-Ambulu-Curahnongko-Bandealit sepanjang 64 Km dari arah Jember, dapat ditempuh selama 1,5 jam.
  2. Jalur melalui Banyuwangi:
  • Jember-Glenmore-Sarongan-Sukamade sepanjang 103 km, dapat ditempuh selama 3,5 - 4 jam.
  • Jember-Genteng-Jajag-Pesanggaran-Sarongan-Sukamade sepanjang 103 km, dapat ditempuh selama 3,5 - 4 jam.
  • Jember-Banyuwangi-Genteng-Jajag-Pesanggaran-Sarongan-Sukamade sepanjang 127 km, dapat ditempuh selama 4 - 4,5 jam.
Alternatif Tujuan di Taman Nasional Meru Betiri

Jalur Andengrejo-Bandealit
Pintu gerbang Andengrejo merupakan satu-satunya akses masuk menuju Bandealit. Di pintu gerbang ini, Anda harus membayar tiket masuk dan memperoleh informasi lengkap tentang taman nasional ini. Sepanjang perjalanan menuju Bandealit, Anda dapat melihat atraksi-atraksi seperti budeng yaitu monyet semacam lutung. Pohon Aren yang menguraikan buahnya sungguh memesona untuk pecinta alam atau fotografer.
Temukan juga kijang, bunga Rafflesia, dan pabrik kopi peninggalan Belanda yang sekarang dimiliki oleh PT Bandealit, kebun karet, serta masyarakatnya yang sedang memanen getah karet, kebun sayuran, pohon nyiur dan berjajar rapih, serta pohon durian yang aromanya selalu tercium.
Saat Anda mencapai pintu gerbang Bandealit yang jaraknya sekitar 14 km dari pintu gerbang Andongrejo, Anda wajib melaporkan ke kantor setempat.

Jalur Bandealit-Pringtali
Pringtali adalah padang savana yang menakjubkan. Akses menuju padang luas ini harus menuju Bandealit terlebih dahulu. Hal yang akan Anda temui di perjalanan ialah mengunjungi petani kelapa muda yang airnya menebus dahaga sangat Anda di hutan tropis ini.
Selain itu, bila wakunya tepat makan ada suguhkan kegiatan masyarakat memanen kopi. Gerombolan banteng (Bos javanicus) sekitar 30 ekor akan terlihat sesekali melalui jalur ini untuk mencari minum dan makan, tentunya saat malam hari. Hutan hujan tropis yang berkabut dan airnya yang hijau bersih akan menyegarkan mata dan pikiran Anda. Apalagi bila Anda dapat berjumpa dengan macan tutul di savana Pringtali di dalam mobil Anda, semoga saja beruntung melihatnya langsung.

Jalur Bandealit-Goa Jepang
Di jalur ini Anda akan menemukan pohon jati yang tegak menghalangi sinar matahari menembus celah-celah pepohonan. Sebuah perkampungan masyarakat lokal pun akan Anda temui dengan keramahan warganya yang bersahaja.
Bila Anda ingin memberi makan rusa timor, hal ini dapat Anda lakukan di penangkaran rusa di sebelah pusat informasi. Gombloh adalah selebriti lokal yang ternyata adalah rusa jantan yang sangat akrab dengan manusia.
Buah naga adalah hal yang unik yang akan Anda temui di jalur ini. Selain itu, anggrek liar yang indah dan bunga Ipomoea dapat menghibur Anda dengan warna-warnanya. Muara di dekat Bandealit dapat dimanfaatkan untuk beristirahat dan berkano. Pantai Bandealit sendiri merupakan garis pantai yang sunyi dan asri.
Lihatlah para nelayan menangkap ikan dan juga menawar hasil tangkapannya. Hal ini biasa dilakukan sebelum pengunjung menginap dan makan malam. Goa Jepang yang juga disebut bungker Jepang dapat Anda temui di daerah ini. Perjalanan menuju bunker sekitar 2 jam dengan berjalan kaki.

Jalur Banealit-Teluk Meru
Tanaman kopi merupakan hamparan yang akan Anda lihat di jalur ini. Pohon Glintungan (Bischofia javanica) yang tinggi berdiameter 2 meter patut Anda abadikan dalam foto.
Buah Gondang akan Anda temui yang rupanya sangat mirip apel. Buah ini tidak dapat dimakan karena dapat menjadi racun. Bila Anda ingin mengetahui tanaman rotan, maka di sinilah Anda dapat melihatnya. Rupanya penuh dengan duri pada batang dan daunnya.
Batu Ampar adalah daerah di tepi sungai yang airnya bersih. Beristirahatlah di sini sambil berendam walau hanya kaki Anda saja yang masuk di dalam airnya yang segar. Tempat pengamatan burung adalah lokasi yang sering dilakukan di daerah jalur ini. Burung kecil seperti burung madu, hingga elang dapat Anda nikmati di sini.
Mengkudu pun akan Anda lihat bila pandangan Anda cukup jeli melalui jalur ini. Bila lebih tertarik dengan ukuran pohon yang cukup besar maka beringin asli yang berumur puluhan tahun dapat Anda temui di jalur ini.
Sesampainya di Teluk Meru, buatlah tenda dan Anda mulailah menikmati alamnya dengan cara berkemping (camping). Pantai di teluk ini panjangnya 5 km dan dipotong oleh satu aliran sungai yang harus Anda sebrangi saat menyusuri pantai. Jangan khawatir, air sungai ini cukup dangkal dan berair tenang.

Jalur Meru-Permisan
Sungai kecil berbatu pasti akan menantang Anda, apalagi saat musim kepiting berkembang biak. Dua sungai akan bertemu di Kali Lanang. Di sinilah Anda beristirahat. Istirahat kedua dilakukan para petualang di Tumpak Dawung yang merupakan puncak bukit, sebelum menuju pantai Permisan Barat. Pantai di balik bukit akan Anda temui dan indahnya melebihi pantai Permisan Barat. Banyak orang berenang bahkan snorkeling karena terumbu karangnya yang masih sangat baik.

Jalur Permisan-Sukamade
Ikan blanak dan mujair akan banyak ditemui di hutan mangrove. Hanya 10 menit dari Permisan, Anda akan menemui air terjun landai yang membuat Anda ingin kembali menceburkan diri walau baru berenang di pantai. Jalur menuju Sukamade dari air terjun akan sangat menantang karena licin dan Anda banyak beristirahat di berbagai titik.
Pohon pinang, aren, dan semak belukar akan menemani Anda hingga savana selanjutnya. Ke Sukamade Anda perlu mengambil jalur kanan, setelah menuruni bukit terjal dari Pondok Muto. Jalur ke kiri akan membawa Anda ke Sumbersari.

Jalur Sukamade-Sarongan
Hal paling menarik ialah menyebrangi sungai dengan motor atau truk. Pengemudi seolah tahu titik mana yang harus dilalui tanpa meresikokan truk dan penumpangnya. Setelah 4 kilometer dari pantai Sukamade, perkampungan pegawai perkebunan PT Sukamade akan menyambut. Di sinilah Anda akan mengenal buah kakao atau coklat.

Akomodasi
Bila waktu tak mengizinkan Anda untuk pulang malam hari dan Anda masih di Bandealit maka bermalamlah di salah satu pondok wisata. Yaitu berupa 2 rumah dengan fasilitas masing-masing 4 kamar tidur dan kamar mandi, tempat tidur springbed, air bersih, listrik (walau dipadamkan di malam hari), dan ruang tamu yang luas.
Di Pantai Sukamade tersedia penginapan 2 rumah panggung dengan 4 kamar dengan 2 tempat tidur di masing-masing kamarnya. Harga penginapan per malam hanya Rp 75 ribu dan bila ingin berkemah, terdapat camping ground di sekitar pantai

Minggu, 01 Juni 2014

(Rattus Norvegicus)

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Tikus Got yang nama latinnya Rattus norvegicus : Tikus ini sangat cepat penyebarannya, dan paling merusak secara ekonomi. Biasanya menyerang gudang, pabrik, supermarket, gedung dan lain-lain. Tikus ini biasanya bersarang di lubang-lubang saluran atau got, dibawah bangunan, dibawah timbunan sampah dan lain-lain. Hewan ini tergolong omnivora yang memakan semua makanan manusia dan hewan. Tikus got sangat bergantung pada makanan dan air. Sejauh ini tikus merupakan reservoir (sumber) dan sekaligus penyebar utama penyebab leptospirosis. Beberapa jenis hewan lain (sapi, kambing, domba, kuda, babi, anjing) dapat terserang leptospirosis, tetapi potensi hewan-hewan ini menularkan leptospirosis ke manusia tidak sehebat tikus.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana kategori Tikus Got (Rattus norvegicus)
2. Apa saja kerugian dan penyakit akibat Tikus Got (Ratus norvegicus)
3. Bagaimana cara pengendalian Tikus Got (Rattus norvegicus)
1.3 Tujuan dan Manfaat
·         Tujuan
ü  Mengetahui karakteristik, sifat, dan morfologi Tikus Got (Rattus norvegicus)
ü  Mengetahui apa saja kerugian dan penyakit yang diakibatkkan oleh Tikus Got (Rattus norvegicus).
ü  Mengetahui cara pengendalian rodent kategori Tikus Got (Rattus norvegicus)
·         Manfaat


BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Kategori Tikus Got (Rattus norvegicus)
R. Norvegicus atau biasa disebut tikus coklat atau tikus norwegia berasal dari cina barat dan pertama kali ditemukan di Eropa pada sekitar tahun 1727. Pada abad ke 18, spesies ini berkembang pesat dan bermigrasi ke Amerika. Tikus ini banyak tedapat di kota dan sering terlihat dalam bangunan, sebagai tikus loteng, selokan dan di dermaga. Karena ukurannya yang besar, tikus ini dapat memusnahkan spesies lain dengan cara mendatangi dan memangsanya.
Tikus coklat ini suka bersembunyi dan bersarang di di bawah tanah juga di bawah timbunan sampah. Makanannya sangat bervariasi mulai dari sampah, padi-padian, sayur-sayuran, daging, sampai makanan yang biasa dikonsumi manusia. Tikus ini berkembang pesat di tempat yang  memiliki banyak persediaan makanan atau di pelabuhan Tikus betina muda akan berkembang biak pada usia 3-4 bulan dan mengandung selama 22-24 hari.
Tikus ini merupakan salah satu spesies yang berbahaya karena dapat menimbulkan kerusakan structural pada bangunan, saluran air, bahan makanan serta menimbulkan penyakit, oleh kerena itu diperlukan suatu pengendalian terhadap tikus Got (Rattus Norvegicus)
a.      Klasifikasi Rattus Norvegicus
·         Dunia              : Animalia
·         Filum               : Chordata
·         Sub Filum        : Vertebrata
·         Kelas               : Mammalia
·         Subklas            : Theria
·         Ordo                : Rodentia
·         Sub ordo         : Myomorpha
·         Famili              : Muridae
·         Sub famili        : Murinae
·         Genus              : Rattus
·         Spesies            : Rattus norvegicus

b.      Ciri – Ciri Morfologi Rattus Norvegicus

Berat
Berat dan agak besar (150-600 gram)
Kepala dan Badan
Hidung tumpul dan lebar, badan besar 18-25 cm, Panjang total 31-46 cm

Ekor
Lebih pendek dari kepala+badan,bagian atas lebih tua dan warna muda pada bagian bawahnya dengan rambut pendek, kakuLebih pendek dari kepala+badan,bagian atas lebih tua dan warna muda pada bagian bawahnya dengan rambut pendek, kaku
Telinga
Relatif kecil, separoh tertutup bulu, jarang lebih dari 20-23 mm
Bulu
Bagian punggung abu-abu kecoklatan, keabu-abuan pada bagian perut
Mata
Kecil

          
c.       Kebiasaan dan habitat Rattus Norvegicus
Tikus dikenal sebagai binatang kosmopolit, kebiasaan dan  habitat dari  tikus Got (R. norvegicus) adalah:
·         Senang di tempat yang banyak makanan atau sisa-sisanya
·         Hidup dalam rumah, gudang, diluar rumah, gudang bawah tanah, parit dan saluran dalam tanah.
·         Keluar pada malam hari
·         Dapat memanjat tali vertikal atau meniti kawat yang horizontal.
·         Dapat memanjat atau masuk kedalam pipa berdiameter 2-10 cm
·         Dapat meloncat dari ketinggian 15 meter tanpa cedera
·         Jarak terjauh antara lubang atau sarang tikus dan lokasi sasaran adalah sekitar 7,5 – 10 m.
·         Menggali lubang, berenang dan menyelam, menggigit benda-benda keras seperti kayu bangunan, aluminium dsb.

d.      Kemampuan Alat Indra Rattus Norvegicus
·         Penglihatan
Mata tikus telah dibiasakan untuk melihat di malam hari. Penglihatan tikus kurang berkembang dengan baik, tetapi mempunyai kepekaan yang tinggi terhadap cahaya. Jadi, tikus mempunyai kemampuan untuk mengenali bentuk benda dalam cahaya yang remang-remang Tikus merupakan hewan yang buta warna. Sebagian besar warna ditangkap oleh penglihatan tikus sebagai warna kelabu. Ada kecenderungan bahwa tikus lebih tertarik pada warna-warna kuning, hijau terang yang ditangkap oleh tikus sebagai warna kelabu cerah (terang).

·         Peraba
Rambut-rambut halus dan panjang yang tumbuh diantara rambut pada bagian tepi tubuhnya dan kumis digunakan untuk meraba. Bentuk rabaan tersebut dapat berupa sentuhan dengan lantai, dinding, maupun benda-benda yang ada didekatnya.dengan demikian, hal ini dapat membantu tikus untuk menentukan arah dan memberikan tanda bahaya jika ada lubang atau rintangan di depannya.

·         Penciuman
Tikus got suka bau makanan yang dimakan manusia. Tikus memiliki indera penciuman yang berkembang dengan baik. Hal ini ditunjukkan dengan aktivitas tikus menggerak-gerakkan kepala serta mendengus pada saat mencium bau pakan, tikus lainnya atau musuhnya. Penciuman tikus yang baik ini juga bermanfaat untuk mencium urine dna sekresi genitalia. Dengan kemampuan ini tikus dapat menandai wilayah pergerakan tikus lainnya, mengenali jejak tikus yang masih tergolong dalam kelompoknya, serta mendeteksi tikus betina yang sedang esterus (birahi).

·         Perasa
Indra perasa tikus got  berkembang baik, Mampu mendeteksi zat-zat pahit, bersifat toksik,dan berasa tidak enak

·         Pendengaran
Tikus got dapat mengenal sumber bunyi dari jarak 15cm, dan merupakan golongan pendengaran yang ultra sonic

e.       Kemampuan Fisik Rattus Norvegicus
·         Mengerat
Tikus dan mencit mengerat dengan bantuan bahan-bahan yang keras. Bahan-bahan yang dikerat tersebut termasuk kayu pada bangunan, lembaran alumunium, beton berkualitas buruk dan aspal. Logam yang dilapisi secara galvanis dan bahan-bahan yang mempunyai skala kekerasan geologi lebih dari 5,5 tidak dapat tembus oleh gigi seri tikus. Dengan demikian, bahan-bahan tersebut sering dipakai sebagai barier atau penghalang mekanis dari gangguan tikus.
·         Berenang
Tikus merupakan hewan yang pandai berenang. Di dalam suatu percobaan untuk melihat kemampuan tikus berenang dalam keadaan terpaksa, tikus dapat berenang selama 50 – 72 jam pada suatu bak air dengan sushu 35 celcius dengan kecepatan berenang 1,4 km/jam untuk tikus 0,7 km/jam untuk mencit. Kemampuan menyelam yang dimiliki tikus, maksimum mencapai 30 detik. Tikus berenang dengan menggunakan kedua kaki belakangnya dengan cara menendang secara bergantian

·         Sarang
Tikus got tidak akan terlalu jauh meninggalkan sarangnya. Jarak terjauh antara lubang atau sarang tikus dan lokasi sasaran adalah sekitar 7,5 – 10 m. Tikus got lebih suka bersarang di bawah tanah. Liangnya sering terdapat di sepanjang pagar, dekat pondasi bangunan, dan dibawah lempengan beton atau tembok. Liang yang baru tampak bersih dan licin.

·         Berbiak
Tikus got akan berkembanga biak dengan cepat dan dalam jumlah besar apabila kondisi lingkungan mendukung dan tersedia banyak makanan
·         Sentuhan
Tikus got menggunakan lintasan baku, stimulasi taktik dikombinasi stimulasi kinaestetik.

·         Menggali
Tikus got  adalah binatang penggali lubang. Lubang digali untuk tempat perlindungan dan sarangnya. Kemampuan menggali dapat mencapai 2-3 meter tanpa kesulitan.

·         Meloncat dan melompat
Tikus got dewasa dapat meloncat 77 cm lebih (vertikal). Dari keadaan berhenti tikus got dapat melompat sejauh 1,2 meter

f.       Siklus Hidup Rattus Norvegicus
Tikus merupakan hewan yang mempunyai kemampuan reproduksi yang tinggi, terutama bila dibandingkan dengan hewan menyusui lainnya. Hal ini ditunjang oleh beberapa faktor sebagai berikut :
·         Matang seksual cepat, yaitu antara 2-3 bulan.
·         Masa bunting singkat, yaitu 22-24 hari
·         Terjadi post partum oestrus, yaitu timbulnya berahi kembali segera (24-48 jam) setelah melahirkan.
·         Dapat melahirkan sepanjang tahun tanpa mengenal musim, yaitu sebagai hewan poliestrus.
·         Melahirkan dalam jumlah banyak yaitu 3-12 ekor dengan rata-rata 6 ekor per kelahiran.
·          Setelah lahir anak tikus belum bisa mencari makan sendiri, sehingga tikus betina dewasa menyusui anaknya. Setelah disapih tikus akan menjadi tikus dewasa dalam waktu 35-63 hari.

g.      Perbedaan Masa Reproduksi Tikus  Got dengan Tikus Lainnya
MASA
Rattus Norvegicus
Rattus rattus
Mus. musculus
Umur dewasa
75 hari
68 hari
42 hari
Masa bunting
22-24 hari
20-22 hari
19-21ari

h.      Perbedaan Tikus Got dengan Tikus Lainnya

Ciri
Tikus rumah
(R.rattus diardii)
Tikus got
(R.norvegicus)
Tikus sawah (M.musculus)
Morfologi Kualitatif








·      Tekstur rambut: agak kasar
·      Bentuk hidung: kerucut
·      Bentuk badan: silindris
·      Warna badan: cokelat kehitaman
·      Tekstur rambut: agak kasar dan panjang
·      Bentuk hidung: kerucut
·      Bentuk badan: silindris membesar ke belakang
·      Warna badan: cokelat kelabu (pucat)
·      Tekstur rambut: agak kasar
·      Bentuk hidung: kerucut
·      Bentuk badan: silindris
·      Warna badan: cokelat kehitaman
Morfologi Kuantitatif
·      Bobot tubuh:
·      Panjang total: 22-46 cm
·      Jumlah puting susu: 5 buah (2+3 pasang)
·      Bobot tubuh:
·      Panjang total: 31-46 cm
·      Jumlah puting susu: 6 buah (3+3 pasang)
·      Bobot tubuh:
·      Panjang total: 24-37 cm
·      Jumlah puting susu: 6 buah (3 pasang)
Kebiasaan
1.   Memanjat
2.   Mengerat
1.    Menggali
2.    Mengerat
3.    Meloncat
4.    Berenang
1.      Menggali
2.      Mengerat
3.      Berenang
Habitat
Rumah, gudang,
Gudang, selokan, di luar rumah, dalam rumah, parit
Sawah (ketinggian <1500 m dpl)
Kerugian yang di Timbulkan
1.    Sering menimbulkan kekotoran dimana-mana.
2.    Sering merusak properti yang ada di rumah.
3.    Menyebarkan penyakit.
4.    Mengkontaminasi bahan makanan.
5.    Menimbulkan bau yang busuk.
6.    Menciptakan suara yang sering mengganggu.

1.    Membuat kerusakan structural pada jembatan, saluran air, pondasi.
2.    Mengurangi nilai estetika
3.    Menurunkan nilai makanan yang terkontaminasi
4.    Menularkan berbagai macam penyakit.
Mampu merusak tanaman budidaya dlm waktu yg singkat dan dlm berbagai stadia umur tanaman sehingga menimbulkan kerugian cukup besar bagi petani.
Pengendalian
1.    Sanitasi Lingkungan
2.    Fisik
·      Pemasangan penghalang
·      Perangkap
·      Pengusiran dengan gelombang elektromagnetik
3.    Biologis
·      Kucing, anjing dll.
4.    Kimia
·      Fumigasi
·      Rodentisida
1.      Sanitasi lingkungan
2.      Inspeksi tikus
3.      Fisik :
·         Perangkap
·         Rat proofing
4.      Biologi:
·         Pengendalian dengan musuh alami (anjing dan kucing)
5.      Kimia :
·         Rodentisida (single dose & multi dose)
·         Fumigasi
·         kemosterilan

1.    Kultur teknis
·      Pengaturan pola dan jarak tanam
·      Tanam serentak
·      Pembersihan tanggul
·      Tanaman perangkap
2.    Sanitasi Lingkungan
3.    Fisik
·      TBS
·      Gropyokan
·      Pengusiran tikus
4.    Biologis
·      Ular, garangan, musang, burung alap-alap tikus
5.    Kimia
·        Rodentisida
Pengemposan tikus
i.         

j.        Tanda – Tanda Terdapat Rattus Norvegicus
·         Gnawing : adanya bekas gigitan tikus
Tikus yang sering menggerogoti sesuatu, gigi depannya dengan cepat menjadi pendek. Untuk mendapatkan makanan tikus akan menggerogoti pintu, tempat penyimpanan, dll.
·         Burrows : terdapat lubang atau terowongan (liang)
Tikus got lebih suka bersarang di bawah tanah. Liangnya sering terdapat di sepanjang pagar, dekat pondasi bangunan, dan dibawah lempengan beton atau tembok. Liang yang baru tampak bersih dan licin.
·         Droppings : adanya kotoran tikus
Kotoran tikus akan tertinggal sepanjang tempat yang didatanginya. Misalnya di tempat penyimpanan makanan, air,dll.
·         Runway : jalan yang dilalui tikus biasanya sama
Selama perjalannanya dari liang atau sarang ke tempat penyimpanan makanan, tikus akan melewati jalan yang sama.
·         Footprints and tail marks : bekas jejak kaki tikus
·         Rub mark : bekas jejak kaki tikus yang berlemak
Lemak dan kotoran tikus akan berakumulasi pada permukaan liang membentuk tanda hitam. Tanda tanda semaam itu daapat dilihat pada pipa atau saluran yang dilewati.
·         Tanda2 lain → bau, suara, kotoran dan bangkai tikus.

2.2              Kerugian dan Penyakit Rattus Norvegicus
Kerusakan struktural yang disebabkan oleh tikus got adalah mampu bersembunyi ke dalam tanah., menggali  ruang, menendang kelebihan kotoran ke selokan. Dari  penggalian itu sendiri akhirnya dapat menyebabkan  runtuhnya jalan di atas saluran air, sungai. Tikus juga dapat merusak bahan makanan dan menyebabkan turunnya nilai ekonomis produk makanan yang dibuat dari bahan makanan tersebut. Selain itu tikus juga mengganggu kenyamanan saat di rumah.
Tikus juga merupakan salah satu spesies yang harus diwaspadai karena dapat menyebabkan penyakit, baik melalui langsung maupun tidak langsung. Penyakit yang ditimbulakan tikus antara lain :
1.      Penyakit Pes (Plague)
Sebagai pembawa penyakit pes, yang merupakan penyakit yang disebabkan oleh pinjal tikus dan dapat ditularkan kepada manusia. Penyakit ini merupakan penyakit zoonosa terutama pada tikus dan rodent lain yang dapat ditularkan kepada manusia. Penyakit Pes juga dikenal  sebagai penyakit samparini adalah penyakit yang sangat fatal yang disebabkan oleh bakteri yarsinia peptis. Penyakit Pes dibagi menjadi 2 yaitu :
·         Pes Pubo: ditandai dengan demam yang tinggi, tubuh menggigil, perasaan tidak enak, malas, nyeri otot, sakit kepala hebat, pembengkakan kelenjar (lipatpaha, ketiak, leher).
·         Pes Pneumonic: gejala batuk hebat, berbuih, air liur berdarah, sesak nafas dan susah bernafas.

2.      Leptospirosis
Penyakit leptospirosis disebabkan oleh infeksi Leptospira pada tubuh tikus yang berkembangbiak pada ginjal tikus dan kemudian dikeluarkan melalui urine. Leptospira dapat hidup untuk beberapa lama pada tanah lembab, basah atau air. Penularan kepada manusia terjadi melalui selaput lendir atau luka di kulit.

3.      Scub typhus
Sama halnya pada pes, scrub sama halnya pada pes, scrub tphus tidak hanya melibatkan tkus. Penyakit scrub typhus disebabkan oleh Rickettsia yan hidup pada salah satu vektor tungau yang bernama Trombiculla akamishi. Pada stadium dewasa hidupnya bebas di tanah tetapi stadium larva hidup dari darah tikus. Jika trombiculla terkena rickettsia maka akan berkembangbiak. Larva yang keluar akan mencari host baru dan larva yang membawa Rickettsia akan menghisap darah manusia karena tidak menemukan.

4.      Murine typhus
     Penyebab penyakit ini adalah Rickettsia mooseri, merupakan penyakit yang dekat hubungannya dengan penyakit pes sehingga kemungkinan infeksinya dapat terjadi secara bersamaan, karena vektor maupun hostnya juga sama dengan penyakit pes yaitu Xenopshylla cheopis dan Rattus tanezumi.

5.      Rat Bite Fever
Termasuk jjenis demam yang disebabkan oleh Spirillum minus yang masuk melalui gigitan tikus. Penyakit demam tikus lainnya yang disebut sebagai Haverhill fever yaitu disebabkan oleh Streptobacillus moniliformis. Sumber infeksi berasal dari air ludah atau cairan hidung tikus yang terinfeksi.

6.      Salmonellosis
Penyakit infeksi pada manusia atau binatang yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhimurium, dan dikenal sebagai infeksi keracunan makanan. Salmonellosis pada manusia adalah khas dengan gastroenteritis yang akut., sakit perut, diare, pusing, muntah-muntah dan demam serta dehidrasi terutama pada bayi. Tikus dapat menyebabkan infeksi pada manusia melalui kotoran/ urine tikus yang mengkontaminasi makanan.

7.      Limphocyric choriomeningitis
Penyakit virus pada binatang terutama tikus yang dapat ditularkan pada manusia. Penyakit ini sering dimulai dengan serangan seperti influenza. Penderita dengan meningo-enchepalitis menjadi mengantuk, reflek, terganggu, paralisis dan kulit sensitif.

8.      Rabies
Ditularkan melalui gigitan tikus yang terinfeksi virus rabies.

2.3  Cara Pengendalian Rattus Norvegicus
Pengendalian Rodent adalah kegiatan yang bertujuan untuk menekan kepadatan
tikus dan pengganggu lainnya dengan cara Suveilan / mengetahui keberadaan Tikus. Keberadaan Tikus dapat dideteksi dengan beberapa cara, yang paling umum adalah adanya kerusakan barang atau alat.
     Tanda-tanda berikut merupakan penilaian adanya kehidupan tikus yaitu (Ehler dan Steel, 1950) :
a)      Gnawing (bekas gigitan)
Adalah bekas gigitan yang dapat ditemukan, Tikus yang sering menggerogoti sesuatu, gigi depannya dengan cepat menjadi pendek. Untuk mendapatkan makanan tikus akan menggerogoti pintu, tempat penyimpanan.
b)      Burrows (galian / lubang tanah )
Adalah lubang yang terdapat pada sekitar beradanya tikus seperti dinding, lantai, perabotan, dll. Tikus got lebih suka bersarang di bawah tanah. Liangnya sering terdapat di sepanjang pagar, dekat pondasi bangunan, dan dibawah lempengan beton atau tembok. Liang yang baru tampak bersih dan licin.

c)      Dropping (kotoran tikus)
Adalah kotoran tikus yang ditemukan di tempat / ruangan yang diperiksa. Tinja tikus mudah dikenal dari bentuk dan warna yang khas, tanpa disertai bau busukan yang mencolok, tinja tikus yang masih baru lebih terang dan mengkilap serta lebih lembut (lunak), makin lama maka tinja akan semakin keras.
d)     Runways (jalan tikus)
Selama perjalanannya dari liang atau sarang ke tempat penyimpanan makanan, tikus akan melewati jalan yang sama.
e)      Foot print (bekas telapak kaki)
f)       Rub mark (bekas jejak kaki tikus yang berlemak)
Lemak dan kotoran tikus akan berakumulasi pada permukaan liang membentuk tanda hitam. Tanda-tanda semacam itu dapat dilihat pada pipa atau saluran yang dilewati.
g)      Tanda lain : Adanya bau tikus, bekas urine dan kotoran tikus, suara, bangkai tikus (WHO, 1972)


2.4  Upaya pengendalian Antara lain dengan :
1.      Perbaikan Sanitasi Lingkungan
Tujuan dari perbaikan sanitasi lingkungan adalahn menciptakan lingkungan yang tidak favourable untuk kehidupan tikus. Dalam pelaksanaannya dapat ditempuh dengan (Ehlers et.al, 1950) :
a)      Menyimpan semua makanan atau bahan makanan dengan rapi ditempat yang kedap tikus.
b)      Menampung sampah dan sisa makanan ditempat sampah yang terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, mudah dibersihkan, bertutup rapi dan terpelihara dengan baik.
c)      Tempat sampah tersebut hendaknya diletakkan di atas fondasi beton atau semen, rak atau tonggak.
d)     Sampah harus selalu diangkut secara rutin minimal sekali sehari.
e)      Meningkatkan sanitasi tempat penyimpanan barang / alat sehingga tidak dapat dipergunakan tikus untuk berlindung atau bersarang.
f)       Pembuangan air limbah dari los-los khusus dan  air limbah WC harus disalurkan ke riol atau dibuang ke sungai.

2.      Secara Mekanik  
a)      Rat Proofing
Upaya rat proofing bertujuan untuk mencegah masuk dan keluarnya tikus dalam ruangan serta mencegah tikus bersarang di bangunan tersebut. Upaya rat proofing dapat ditempuh dengan jalan (Ristiyanto dan Hadi, 1992) :
-          Membuat fondasi, lantai dan dinding bangunan terbuat dari bahan yang kuat, dan tidak di tembus oleh tikus.
-          Lantai hendaknya terbuat dari bahan beton minimal 10 cm.
-          Dinding dari batu bata atau beton dengan tidak ada keretakan atau celah yang dapat di lalui oleh tikus.
-          Semua pintu dan dinding yang dapat ditembus oleh tikus (dengan gigitannya), dilapisi plat logamhingga sekurang-kurangnya 30 cm dari lantai. Celah antara pintu dan lantai maksimal 6 mm.
-          Semua lubang atau celah yang ukurannya lebih dari 6 mm, harus ditutup dengan adukan semen.
-          Lubang ventilasi hendaknya ditutup dengan kawat kasa yang kuat dengan ukuran lubang maksimal 6 mm.

b)     Pemasangan perangkap (trapping)
Macam perangkap tikus yang beredar di pasaran adalah jenissnap/guillotine dan cage trap. Jenis cage trap digunakan untuk mendapatkantikus hidup, guna diteliti pinjalnya. Biasanya perangkap diletakkan di tempatjalan tikus atau di tepi bangunan. Pemasangan perangkap lebih efektifdigunakan setelah dilakukan poisoning, dimana tikus yang tidak mati karena poisoning, dapat ditangkapdengan perangkap (Ehler et.al, 1950).

3.      Secara Biologi
a.       Melibatkan patogen dan parasit (Salmonella typhimurium / Salmonella enteritidis)
b.      Melibatkan predator hewan sasaran
-          Kelas Reptilia        : piton tikus, kobra raksasa, ular hijau, ular sanca
-          Kelas Aves            : burung hantu putih, burung hantu coklat, burung alap-alap tikus
-          Kelas Mamalia      : musang / luak, kucing, anjing domestik

4.      Secara Kimiawi
a.      Peracunan (poisoning)
Pada umumnya peracunan dapat dilakukan a[abila tidak membahayakan
manusia ataupun binatang peliharaan. Racun tikus terbagi menjadi dua golongan, yaitu
Single Ddose Poison
  Merupakan rodentisida yang berdosis akut dan bersifat letal terhadap
  tikus. Tikus akan mati sesudah makan rodentisida ini satu kali saja.
Multiple Ddose Poison
Merupakan tipe pengendalian dengan rodentisida yang memerlukan  pemberian yang berulang selama 3 hari atau lebih. Rodentisida ini memiliki zat anti koagulan yang dapat menyebabkan pendarahan internal dan kematian yang lambat dalam waktu 4-10 hari. Pemakaian rodentisida anti koagulan secara terus menerus akan mengakibatkan tesistensi.
Racun tikus yang baisa digunakan adalah arsen, strychnine, phospor, zinkphosphide, redsquill, barium karbonat, atau senyawa yang mengandung salah satu atau lebih dari yang tersebut di atas. Termasuk didalamnya rodentisidayang relatif lebih baru yaitu1080 (ten eighty), Antu, Warfarin, dan Pival.

                        Warfarin dan Pival
                                                Merupakan umpan padat dengan warficida dan/atau pivalin yang berupa cairan, mempunyai pengaruh keracunan yang khas pada tikus. Sifat racun ini adalah anti coagulants, apabila ditelan dengan interval waktu beberapa hari, menyebabkan perdarahan dalam dan mengakibatkan kematian. Biasanya tikus mati dalam 4 sampai 7 hari setelah makan racun dengan dosis yang adekuat. Efek toksik lebih lambat dibandingkan 1080, Antu, Redsquill, dan racun tikus lainnya. Dengan cara kerja yang lambat ini, tidak terjadi penolakan terhadap bahan oleh tikus, sehingga tikus akan memakan bahan ini hingga habis sampai mereka mati. Walaupun cara kerja anti koagulan dari Warfarin dan Pival juga berlaku untuk binatang berdarah panas termasuk manusia, tetapi racun ini dianggap tidak berbahaya seperti racun lainnya karena tersedia antidotenya, yaitu vitamin D yang mudah didapat. Dosis yang dipakai biasanya 0,5% dengan umpan tepung jagung, havermout, tepung roti, tepung kacang, gula, jagung, dan minyak kacang.
                        Red Squill
Racun ini relatif aman terhadap manusia, kucing dan anjing. Bahanred squill adalah “a natural emetic” yang bila termakan oleh sebagian besar binatang berdarah panas atau manusia, mengakibatkan muntah yang segera dan pengosongan bahan racun. Kerja emetic dari red squill ini menjadikan racun khusus bagi tikus jenis Norway (Ratus Norvegicus) berhubung jenis tikus ini tidak bisa muntah. Umpan red squill terasa pahit, dan kelemahannya aalah menimbulkan penolakan diantara tikus dan beberapa jenis tikus selalu menghindari umpan yang berisi red squill, terutama apabila mereka tahu pengaruh racun red squill terhadap tikus lainnya.


                        1080 (Ten Eighty)
1080 adalah nama umum untuk Natrium Fluoro Acetat, merupakan racun tikus yang sangat efektif. Kelemahannya adalah terlalu beracun terhadap manusia dan binatang peliharaan serta tidak adanya antidotenya. Oleh karenanya hanya direkomendasikan khusus bagi pekerja yang terlatih dan bertanggung jawab. Racun ini dilarang dipergunakan di daerah perumahan / pemukiman karena efek racunnya yang sangat toksik.
                        Antu (Alpha Napthyl Thio Urea)
            Nama kimia Antu adalah Alpha Napthyl Thio Urea merupakan racun yang efektif untuk Norway rats, tetapi tidak dianjurkan untuk jenis tikus lainnya. Kelemahan dari Antu adalah cepatnya terjadi toleransi oleh tikus yang makan kurang dari dosis yang adekuat. Oleh karenanya Antu tidak dapat digunakan untuk interval kurang dari 4 sampai 6 bulan di tempat yang sama.

b.      Fumigasi
Fumigasi merupakan cara yang efektif untuk membasmi tikus maupun pinjalnya. Dalam pelaksanaan fumigasi ini, diperlukan petugas yang terlatih karena zat yang digunakan sangat berbahaya bagi manusia dan ternak. Untuk pemberantasan tikus dari kapal fumigasi dilakukan dengan menggunakan sianogas dan sulfur dioksida.

c.       Kemosterilan
Kemosterilan merupakan zat kimia yang dapat menyebabkan serilitas sementara maupun permanen, baik pada satu tikus (baik jantan maupun betinanya). Dalam mengendalikan secara kemosterilan terhadap tikus masih sedang diteliti dan perlu kajian  lebih lanjut.

BAB 3
PENUTUP



3.1  KESIMPULAN
      Tikus adalah mamalia yang termasuk dalam suku Muridae. Spesies tikus yang paling dikenal adalah mencit (Mus spp.) serta tikus got (Ratus Norvegicus) yang ditemukan  hampir di semua negara dan merupakan suatu organisme  model yang penting dalam biologi; juga merupakan hewan peliharaan yang populer. Merupakan vektor dari penyakit-penyakit  yang  membahayakan, seperti : Pes, Salmo-nellosis (meracuni makanan dengan kotorannya), Leptospirosis (terinfeksi penyakit oleh tikus, ketika berenang atau mandi dengan air tercemar), demam yang  disebabkan oleh gigitan tikus, dll.
                  RODENT CONTROL (Pengendalian hama tikus) dengan cara : Inspeksi Tikus & Initial Survey Inspeksi tikus sangat penting. Sanitasi Rat, Proofing / Exlucion, Rodent Killing, Pengendalian non kimia (trapping) POISONING, RODENTISIDA.

3.2  SARAN
      Tikus merupakan hewan baik melalui makanan maupun media lain. Berdasarkan hal di atas kami menyarankan untuk lebih mengenal tikus lebih jauh terutama faktor-faktor yang di timbulkan terhadap kesehatan manusia pengerat yang membahayakan. Tikus dapat membawa penyakit kepada manusia melalui berbagai macam faktor.
                       

  

Daftar Pustaka
Priyambodo, Swastiko. 2003. Pengendalian Hama Tikus Terpadu. Jakarta : Penebar Swadaya.
Azwar, Azrul. 1989. Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Mutiara Sumber Widya.
Mukono. 2000. Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Lingkungan. Suravaya : Airlangga University Press.
Chandra, Budiman. 2000. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta : EGC