DIRECTING (PENGARAHAN)
A. Definisi (Directing)
1.
Pengarahan adalah upaya decision
maker yang kontinyu dan terwujud dalam bentuk
perintah atau petunjuk guna yang menjadi pedoman organisasi
(L. Gullick).
2.
Pengarahan
adalah upaya mewujudkan keputusan, rencana, dan program dalam bentuk kegiatan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Joseph L. Massie).
3.
Pengarahan
adalah memberikan bimbingan serta mengendalikan para pekerja dalam melakukan
tugas guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dari definisi
di atas, terlihat bahwa pekerjaan pengarahan pada dasarnya ditujukan kepada
para karyawan. Tujuannya adalah untuk mencegah agar karyawan jangan melakukan
penyimpangan-penyimpangan yang tidak sesuai dengan rencana.
B. Manfaat
Pengarahan (Directing)
Sebagai salah satu dari fungsi administrasi,
pekerjaan pengarahan amat penting. Pada dasarnya pengarahan diupayakan agar
berbagai keputusan yang telah ditetapkan dapat dilaksanakan dengan
sebaik-baiknya. Apabila pengarahan dapat dilakukan dengan baik, akan diperoleh
beberapa manfaat sebagai berikut:
1.
Para pekerja
mendapatkan informasi yang tepat tentang segala sesuatu yang akan dikerjakan.
2.
Para pekerja
akan terhindar dari kemungkinan berbuat salah dan dengan demikian tujuan akan
lebih mudah tercapai.
3.
Para pekerja
akan selalu berhadapan dengan prosesw belajar mengajar sehingga pengetahuan,
keterampilan dan keaktivitasan akan meningkat.
4.
Para pekerja
akan berada dalam suasana yang menguntungkan yakni terciptanya hubungan
pimpinan dan bawahan yang baik.
C. Syarat-Syarat
Pengarahan (Directing)
Untuk dapat
melaksanakan pengarahan yang baik har us memenuhi beberapa syarat yaitu:
1.
Kesatuan
perintah (Unity of Command)
è Agar pengarahan dapat berjalan sesuai dengan yang
diinginkan, maka perintah atau petunjuk yang diberikan harus terpelihara
kesatuannya. Perintah yang simpangsiur akan dapat membingungkan karyawannya.
2.
Informasi
yang lengkap (Comprehensive Information
è Syarat lain yang harus dipenuhi pada pengarahan
ialah pada waktu memberikan perintah atau petunjuk tersebut lengkapkanlah
dengan segala keterangan yang diperlukan. Keterangan yang dimaksudkan ini
sering disususn dalam suatu uraian khusus yang disebut dengan nama petunjuk
pelaksanaan.
3.
Hubungan
langsung dengan karyawan (direct Relationship)
è agar pengarahan tersebut berjalan sesuai dengan
rencana, usahakanlah agar perintah atau petunjuk yang diberikan tersebut dapat
diterima langsung oleh karyawan sering disebutkan bahwa adanya hubungan
langsung antara pimpinan dan karyawan akan membantu kelancaran pengarahan
program.
4.
Suasana
Informal (Informal Situation)
è perintah atau petunjuk yang disampaikan tentu
maksudnya untuk dimengerti dan selanjutnya dapat diterapkan oleh karyawan
dengan sebaik-baiknya. Untuk ini terciptanya suasana yang informal, dapat
membantu ciptakanlah suasana informal tersebut sehingga perintah yang diberikan
tidak dirasakan sebagai beban yang terlalu berat.
Sekalipun
pengetahuan dimaksudkan agar setiap karyawan melakukan apa yang telah
digariskan, hendaknya haruslah diingat bahwa pengarahan yang dilakukan jangan
sampai mematikan kreasi karyawan. Kalau hal ini sampai terjadi maka inovasi
tidak akan muncul dan suasana kerja akan menjadi kaku.
D.
Teknik Pengarahan
Teknik
pengarahan banyak macamnya beberapa diantaranya yang sering dipergunakan ialah:
1.
Teknik
konsultasi
Penjelasan
pelaksanaan pengarahan dalam bentuk konsultasi misalnya melalui pertemuan atau
rapat yang khusus diselenggarakan untuk itu. Pada teknik konsultasi ini
pemimpin menyampaikan pengarahannya untuk kemudian dibahas secara bersama-sama.
Keuntungan dari teknik ini adalah mengundang peran serta dari karyawan.
Kerugiannya ialah jika terlalu sering diselenggarakan dapat menambah beban
kerja serta dapat timbul kesan dari karyawan bahwa pimpinan tidak mengetahui
apa-apa.
2.
Teknik
Demokratis
Pelaksanaan
pengarahan menurut teknik demokrasi ialah dengan memberikan kesempatan
seluas-luasnya pada karyawan untuk mengajukan pendapat dan saran. Keuntungan
dari teknik ini adalah dapat menimbulkan inisiatif karyawan. Kerugiannya dapat
menyulitkan pimpinan, terutama jika pendapat atau saran tersebut sulit
dilaksanakan dan bertentangan dengan kebijakan organisasi.
3.
Teknik
Otokratis
Disini
pengarahan dilaksanakan secara satu arah yakni dari pimpinan pada bawahan.
Pimpinan menetapkan segalanya, sedangkan karyawan hanya melaksanakan saja.
Keuntungaan dari teknik ini ialah proses pengarahan berjalan cepat. Kerugiannya
adalah dapat timbul keselahan dalam pengarahan. Teknik ini hanya baik jika
diterapkan dalam suatu organisasi yang memiliki kepempinan kuat serta
pendidikan karyawan yang masih terbatas.
4.
Teknik Bebas
Teratur
Disini
pengarahan dilaksanakan tidak terlalu ketat. Biasanya jika berhadapan dengan
karyawan yang memiliki pengetahuan, keteranpilam, serta pengetahuan yang cukup
banyak dalam melaksanakan tugas yang dilaksanakan.
Kesemua teknik ini mengandung aspek positif dan aspek negatif
tergantung dari penterapannya yang tepat menurut situasi dan kondisi tertentu
yang dihadapi.
E. Proses
Pengarahan
Untuk dapat melaksanakan pengarahan dengan baik perlu ditempuh suatu
proses tertentu yang terdiri dari beberapa langkah kegiatan. Secara umum
langkah-langkah yang dimaksud dapat dibedakan atas 4 yakni:
1.
Menyusun
perintah ataupun petunjuk
Langkah pertama yang harus dilakukan ialah menyusun
perintah ataupun petunjuk yang akan dilakukan. Perintah dan petunjuk ini harus
jelas, lengkap dalam batas-batas kemampuan pekerja. Agar perintah atau petunjuk
tersebut sesuai dengan kebutuhan, maka seseorang administrator perlulah
memahami dengan baik segala hal yang ada dalam organisasi dan rencana kerja.
Apabila pemahaman ini tidak dimiliki tentu mudah diperkirakan dapat lahir
perintah atau petunjuk yang kurang tepat.
2.
Melaksanakan
Latihan
Langkah kedua yang harus dilakukan ialah
melaksanakan latihan terus-menerus kepada karyawan sehingga dapat melaksanakan
perintah atau petunjuk dengan baik sesuai dengan situasi dan kondisi yang
dihadapi.
3.
Melakukan
Motivasi
Langkah ketiga yang harus dilakukan ialah melakukan
motivasi sehingga pekerja mau dan bersedia melaksanakan segala perintah atau
petunjuk dengan baik.
4.
Memelihara
Ketertiban dan Kepatuhan
Langkah keempat yang harus dilakukan ialah
memelihara ketertiban dan kepatuhan sehingga tidak terjadi penyimpangan.
Pemberian hadiah bagi yang baik dan atau pun hukuman bagi yang bersalah perlu
dilaksanakan.
PENGAWASAN
A.
Pengertian
Beberapa pengertian
tentang pengawasan:
1.
Pengawasan ialah melakukan
penilaian dan sekaligus koreksi terhadap setiap penampilan karyawan untuk
mencapai tujuan seperti yang telah ditetapkan dalam rencana.
2.
Pengawasan ialah suatu
proses untuk mengukur penampilan suatu program yang kemudian dilanjutkan dengan
mengarahkannya sedemikian rupa sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat
tercapai.
Dari batasan di atas terlihat bahwa untuk dapat melakukan pekerjaan
pengawasan dengan baik ada 3 hal yang perlu diperhatikan. Ketiga hal tersebut
adalah:
1.
Objek Pengawasan
Pengawasan
disini ialah hal-hal yang harus diawasi dari pelaksanaan suatu rencana kerja.
2.
Metode pengawasan
Metode
pengawasan disini ialah teknik atau cara melakukan pengawasan terhadap objek
pengawasan yang telah ditetapkan.
3.
Proses pengawasan
Proses
disini ialah langkah-langkah yang harus dilakukan sedemikian rupa sehingga
pengawasan tersebut bisa dilakukan.
B.
Manfaat Pengawasan
Beberapa manfaat dari
pengawasan:
1.
Tujuan yang ditetapkan dapat
diharapkan pencapaiannya dan selanjutnya pencapaian tersebut adalah dalam
kualitas dan kuantitas tertinggi yang direncanakan.
2.
Pembiayaan yang diperlukan
untuk mencapai tujuan tersebut tidak melebihi apa yang telah ditetapkan, dan
bahkan mungkin dapat ditekan sehingga efisiensi dapat lebih ditingkatkan.
3.
Pengawasan yang baik,akan
dapat memacu karyawan berprestasi dan berkreasi sesuai dengan kemampuan yang
dimiliknya.
C.
Syarat Pengawasan
Untuk melakukan persyaratan dan mendapatkan hasil pengawasan sebagaimana
yang direncanakan ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi:
1.
Pengawasan harus bersifat
khas
Sasaran dan tujuan yang ingin dicapai jelas serta
ditunjukan hanya untuk hal-hal yang pokok saja. Syarat yang seperti ini dikenal
dengan prinsip strategic point control.
2.
Pengawasan harus mampu
melaporkan setiap penyimpangan
Pengawasan harus mampu melaporkan setiap
penyimpangan yang terjadi secara cepat, tepat dan benar. Dengan demikian dalam
pengawasan harus ada umpan balik(feed back) yang dapat dimanfaatkan dengan
segera
3.
Pengawasan harus fleksibel
dan berorientasi pada masa depan.
Yang dimaksud dengan fleksibel ialah
harus tanggap terhadap segala perubahan yang terjadi. Pengawasan yang terlalu
kaku tidak akan memberikan hasil yang optimal
4.
Pengawasan harus
mencerminkan keadaan organisasi.
Dengan demikian pengawasan harus
menyangkut hubungannya dengan struktur organisasi yang telah ada. Disamping itu
pengawasan tersebut harus sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh
organisasi, artinya harus bersifat ekonomis.
5.
Pengawasan harus mudah
dilaksanakan
Setiap satuan organisasi yang ada dalam
organisasi dapat melakukan pengawasan secara mandiri (self control). Dalam
keadaan seperti ini berikanlah kesempatan pengawasan kepada satuan organisasi
yang dimaksud. Untuk menjamin kemudahan dalam pengawasan berikanlah kesempatan
pengawasan kepada atasan langsung dari bawahan (direct control).
6.
Hasil pengawasan harus mudah
dimengerti
Hasil pengawasan harus mudah dimengerti
dan harus dapat dimanfaatkan untuk menyusun rekomendasi guna memperbaiki
sesuatu yang dipandang tidak tepat.
D.
Obyek Pengawasan
Obyek pengawsan ialah
hal-hal yang akan diawasi dari pelaksanaan suatu program. Secara umum obyek
pengawasan ialah sesuatu yang dipandang paling penting dari suatu program atau
yang dipandang bersifat strategis.
Obyek pengawsan dapat
dibedakan atas beberapa macam yakni:
1.
Kwantitas dan kiwalitas
program
2.
Biaya ( budget ) program
3.
Pelaksanaan ( Implementation
) program
4.
Hal-hal yang bersifat
khusus.
E.
Metode pengawsan
Metode pengawasan yang dapat dipergunakan banyak
macamnya, misalnya:
1.
Melalui laporan khusus dan
hasil analisa yang dilakukan terhadap laporan khusus tersebut
2.
Melalui data statistik
3.
Melalui observasi personal
4.
Melalui internet audit
5.
Melalui alat elektronik
otomatik
F.
Proses pengawasan
Langkah-langkah dalam proses pengawasan terdiri sebagai berikut:
1.
Merumuskan rencana, tujuan,
dan standart pengawasan
2.
Mengukur penampilan
3.
Membandingkan hasil yang
didapat dengan standart yang telah ditetapkan
4.
Menarik kesimpulan dan
melaksanakan tindak lanjut
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Azrul.
1988. Pengantar Administrasi Kesehatan edisi 2. Jakarta: Binapura
Aksara.
Massie,
Joseph L. (1979): Essentials of menagement; Printice Hall inc; Englewood
Cliffs; New Yersey. Dalam Azwar, Azrul. 1988. Pengantar Administrasi
Kesehatan edisi 2. Jakarta: Binapura Aksara.
L. Gullick dalam HO media pembelajaran Pengantar
Administrasi Kebijakan Kesehatan.
Anonim.http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://managementhelp.org/supervision/index.htm
[diakses tanggal 22 Mei 2012 07.45]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar