Minggu, 01 Juni 2014

(Rattus Norvegicus)

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Tikus Got yang nama latinnya Rattus norvegicus : Tikus ini sangat cepat penyebarannya, dan paling merusak secara ekonomi. Biasanya menyerang gudang, pabrik, supermarket, gedung dan lain-lain. Tikus ini biasanya bersarang di lubang-lubang saluran atau got, dibawah bangunan, dibawah timbunan sampah dan lain-lain. Hewan ini tergolong omnivora yang memakan semua makanan manusia dan hewan. Tikus got sangat bergantung pada makanan dan air. Sejauh ini tikus merupakan reservoir (sumber) dan sekaligus penyebar utama penyebab leptospirosis. Beberapa jenis hewan lain (sapi, kambing, domba, kuda, babi, anjing) dapat terserang leptospirosis, tetapi potensi hewan-hewan ini menularkan leptospirosis ke manusia tidak sehebat tikus.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana kategori Tikus Got (Rattus norvegicus)
2. Apa saja kerugian dan penyakit akibat Tikus Got (Ratus norvegicus)
3. Bagaimana cara pengendalian Tikus Got (Rattus norvegicus)
1.3 Tujuan dan Manfaat
·         Tujuan
ü  Mengetahui karakteristik, sifat, dan morfologi Tikus Got (Rattus norvegicus)
ü  Mengetahui apa saja kerugian dan penyakit yang diakibatkkan oleh Tikus Got (Rattus norvegicus).
ü  Mengetahui cara pengendalian rodent kategori Tikus Got (Rattus norvegicus)
·         Manfaat


BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Kategori Tikus Got (Rattus norvegicus)
R. Norvegicus atau biasa disebut tikus coklat atau tikus norwegia berasal dari cina barat dan pertama kali ditemukan di Eropa pada sekitar tahun 1727. Pada abad ke 18, spesies ini berkembang pesat dan bermigrasi ke Amerika. Tikus ini banyak tedapat di kota dan sering terlihat dalam bangunan, sebagai tikus loteng, selokan dan di dermaga. Karena ukurannya yang besar, tikus ini dapat memusnahkan spesies lain dengan cara mendatangi dan memangsanya.
Tikus coklat ini suka bersembunyi dan bersarang di di bawah tanah juga di bawah timbunan sampah. Makanannya sangat bervariasi mulai dari sampah, padi-padian, sayur-sayuran, daging, sampai makanan yang biasa dikonsumi manusia. Tikus ini berkembang pesat di tempat yang  memiliki banyak persediaan makanan atau di pelabuhan Tikus betina muda akan berkembang biak pada usia 3-4 bulan dan mengandung selama 22-24 hari.
Tikus ini merupakan salah satu spesies yang berbahaya karena dapat menimbulkan kerusakan structural pada bangunan, saluran air, bahan makanan serta menimbulkan penyakit, oleh kerena itu diperlukan suatu pengendalian terhadap tikus Got (Rattus Norvegicus)
a.      Klasifikasi Rattus Norvegicus
·         Dunia              : Animalia
·         Filum               : Chordata
·         Sub Filum        : Vertebrata
·         Kelas               : Mammalia
·         Subklas            : Theria
·         Ordo                : Rodentia
·         Sub ordo         : Myomorpha
·         Famili              : Muridae
·         Sub famili        : Murinae
·         Genus              : Rattus
·         Spesies            : Rattus norvegicus

b.      Ciri – Ciri Morfologi Rattus Norvegicus

Berat
Berat dan agak besar (150-600 gram)
Kepala dan Badan
Hidung tumpul dan lebar, badan besar 18-25 cm, Panjang total 31-46 cm

Ekor
Lebih pendek dari kepala+badan,bagian atas lebih tua dan warna muda pada bagian bawahnya dengan rambut pendek, kakuLebih pendek dari kepala+badan,bagian atas lebih tua dan warna muda pada bagian bawahnya dengan rambut pendek, kaku
Telinga
Relatif kecil, separoh tertutup bulu, jarang lebih dari 20-23 mm
Bulu
Bagian punggung abu-abu kecoklatan, keabu-abuan pada bagian perut
Mata
Kecil

          
c.       Kebiasaan dan habitat Rattus Norvegicus
Tikus dikenal sebagai binatang kosmopolit, kebiasaan dan  habitat dari  tikus Got (R. norvegicus) adalah:
·         Senang di tempat yang banyak makanan atau sisa-sisanya
·         Hidup dalam rumah, gudang, diluar rumah, gudang bawah tanah, parit dan saluran dalam tanah.
·         Keluar pada malam hari
·         Dapat memanjat tali vertikal atau meniti kawat yang horizontal.
·         Dapat memanjat atau masuk kedalam pipa berdiameter 2-10 cm
·         Dapat meloncat dari ketinggian 15 meter tanpa cedera
·         Jarak terjauh antara lubang atau sarang tikus dan lokasi sasaran adalah sekitar 7,5 – 10 m.
·         Menggali lubang, berenang dan menyelam, menggigit benda-benda keras seperti kayu bangunan, aluminium dsb.

d.      Kemampuan Alat Indra Rattus Norvegicus
·         Penglihatan
Mata tikus telah dibiasakan untuk melihat di malam hari. Penglihatan tikus kurang berkembang dengan baik, tetapi mempunyai kepekaan yang tinggi terhadap cahaya. Jadi, tikus mempunyai kemampuan untuk mengenali bentuk benda dalam cahaya yang remang-remang Tikus merupakan hewan yang buta warna. Sebagian besar warna ditangkap oleh penglihatan tikus sebagai warna kelabu. Ada kecenderungan bahwa tikus lebih tertarik pada warna-warna kuning, hijau terang yang ditangkap oleh tikus sebagai warna kelabu cerah (terang).

·         Peraba
Rambut-rambut halus dan panjang yang tumbuh diantara rambut pada bagian tepi tubuhnya dan kumis digunakan untuk meraba. Bentuk rabaan tersebut dapat berupa sentuhan dengan lantai, dinding, maupun benda-benda yang ada didekatnya.dengan demikian, hal ini dapat membantu tikus untuk menentukan arah dan memberikan tanda bahaya jika ada lubang atau rintangan di depannya.

·         Penciuman
Tikus got suka bau makanan yang dimakan manusia. Tikus memiliki indera penciuman yang berkembang dengan baik. Hal ini ditunjukkan dengan aktivitas tikus menggerak-gerakkan kepala serta mendengus pada saat mencium bau pakan, tikus lainnya atau musuhnya. Penciuman tikus yang baik ini juga bermanfaat untuk mencium urine dna sekresi genitalia. Dengan kemampuan ini tikus dapat menandai wilayah pergerakan tikus lainnya, mengenali jejak tikus yang masih tergolong dalam kelompoknya, serta mendeteksi tikus betina yang sedang esterus (birahi).

·         Perasa
Indra perasa tikus got  berkembang baik, Mampu mendeteksi zat-zat pahit, bersifat toksik,dan berasa tidak enak

·         Pendengaran
Tikus got dapat mengenal sumber bunyi dari jarak 15cm, dan merupakan golongan pendengaran yang ultra sonic

e.       Kemampuan Fisik Rattus Norvegicus
·         Mengerat
Tikus dan mencit mengerat dengan bantuan bahan-bahan yang keras. Bahan-bahan yang dikerat tersebut termasuk kayu pada bangunan, lembaran alumunium, beton berkualitas buruk dan aspal. Logam yang dilapisi secara galvanis dan bahan-bahan yang mempunyai skala kekerasan geologi lebih dari 5,5 tidak dapat tembus oleh gigi seri tikus. Dengan demikian, bahan-bahan tersebut sering dipakai sebagai barier atau penghalang mekanis dari gangguan tikus.
·         Berenang
Tikus merupakan hewan yang pandai berenang. Di dalam suatu percobaan untuk melihat kemampuan tikus berenang dalam keadaan terpaksa, tikus dapat berenang selama 50 – 72 jam pada suatu bak air dengan sushu 35 celcius dengan kecepatan berenang 1,4 km/jam untuk tikus 0,7 km/jam untuk mencit. Kemampuan menyelam yang dimiliki tikus, maksimum mencapai 30 detik. Tikus berenang dengan menggunakan kedua kaki belakangnya dengan cara menendang secara bergantian

·         Sarang
Tikus got tidak akan terlalu jauh meninggalkan sarangnya. Jarak terjauh antara lubang atau sarang tikus dan lokasi sasaran adalah sekitar 7,5 – 10 m. Tikus got lebih suka bersarang di bawah tanah. Liangnya sering terdapat di sepanjang pagar, dekat pondasi bangunan, dan dibawah lempengan beton atau tembok. Liang yang baru tampak bersih dan licin.

·         Berbiak
Tikus got akan berkembanga biak dengan cepat dan dalam jumlah besar apabila kondisi lingkungan mendukung dan tersedia banyak makanan
·         Sentuhan
Tikus got menggunakan lintasan baku, stimulasi taktik dikombinasi stimulasi kinaestetik.

·         Menggali
Tikus got  adalah binatang penggali lubang. Lubang digali untuk tempat perlindungan dan sarangnya. Kemampuan menggali dapat mencapai 2-3 meter tanpa kesulitan.

·         Meloncat dan melompat
Tikus got dewasa dapat meloncat 77 cm lebih (vertikal). Dari keadaan berhenti tikus got dapat melompat sejauh 1,2 meter

f.       Siklus Hidup Rattus Norvegicus
Tikus merupakan hewan yang mempunyai kemampuan reproduksi yang tinggi, terutama bila dibandingkan dengan hewan menyusui lainnya. Hal ini ditunjang oleh beberapa faktor sebagai berikut :
·         Matang seksual cepat, yaitu antara 2-3 bulan.
·         Masa bunting singkat, yaitu 22-24 hari
·         Terjadi post partum oestrus, yaitu timbulnya berahi kembali segera (24-48 jam) setelah melahirkan.
·         Dapat melahirkan sepanjang tahun tanpa mengenal musim, yaitu sebagai hewan poliestrus.
·         Melahirkan dalam jumlah banyak yaitu 3-12 ekor dengan rata-rata 6 ekor per kelahiran.
·          Setelah lahir anak tikus belum bisa mencari makan sendiri, sehingga tikus betina dewasa menyusui anaknya. Setelah disapih tikus akan menjadi tikus dewasa dalam waktu 35-63 hari.

g.      Perbedaan Masa Reproduksi Tikus  Got dengan Tikus Lainnya
MASA
Rattus Norvegicus
Rattus rattus
Mus. musculus
Umur dewasa
75 hari
68 hari
42 hari
Masa bunting
22-24 hari
20-22 hari
19-21ari

h.      Perbedaan Tikus Got dengan Tikus Lainnya

Ciri
Tikus rumah
(R.rattus diardii)
Tikus got
(R.norvegicus)
Tikus sawah (M.musculus)
Morfologi Kualitatif








·      Tekstur rambut: agak kasar
·      Bentuk hidung: kerucut
·      Bentuk badan: silindris
·      Warna badan: cokelat kehitaman
·      Tekstur rambut: agak kasar dan panjang
·      Bentuk hidung: kerucut
·      Bentuk badan: silindris membesar ke belakang
·      Warna badan: cokelat kelabu (pucat)
·      Tekstur rambut: agak kasar
·      Bentuk hidung: kerucut
·      Bentuk badan: silindris
·      Warna badan: cokelat kehitaman
Morfologi Kuantitatif
·      Bobot tubuh:
·      Panjang total: 22-46 cm
·      Jumlah puting susu: 5 buah (2+3 pasang)
·      Bobot tubuh:
·      Panjang total: 31-46 cm
·      Jumlah puting susu: 6 buah (3+3 pasang)
·      Bobot tubuh:
·      Panjang total: 24-37 cm
·      Jumlah puting susu: 6 buah (3 pasang)
Kebiasaan
1.   Memanjat
2.   Mengerat
1.    Menggali
2.    Mengerat
3.    Meloncat
4.    Berenang
1.      Menggali
2.      Mengerat
3.      Berenang
Habitat
Rumah, gudang,
Gudang, selokan, di luar rumah, dalam rumah, parit
Sawah (ketinggian <1500 m dpl)
Kerugian yang di Timbulkan
1.    Sering menimbulkan kekotoran dimana-mana.
2.    Sering merusak properti yang ada di rumah.
3.    Menyebarkan penyakit.
4.    Mengkontaminasi bahan makanan.
5.    Menimbulkan bau yang busuk.
6.    Menciptakan suara yang sering mengganggu.

1.    Membuat kerusakan structural pada jembatan, saluran air, pondasi.
2.    Mengurangi nilai estetika
3.    Menurunkan nilai makanan yang terkontaminasi
4.    Menularkan berbagai macam penyakit.
Mampu merusak tanaman budidaya dlm waktu yg singkat dan dlm berbagai stadia umur tanaman sehingga menimbulkan kerugian cukup besar bagi petani.
Pengendalian
1.    Sanitasi Lingkungan
2.    Fisik
·      Pemasangan penghalang
·      Perangkap
·      Pengusiran dengan gelombang elektromagnetik
3.    Biologis
·      Kucing, anjing dll.
4.    Kimia
·      Fumigasi
·      Rodentisida
1.      Sanitasi lingkungan
2.      Inspeksi tikus
3.      Fisik :
·         Perangkap
·         Rat proofing
4.      Biologi:
·         Pengendalian dengan musuh alami (anjing dan kucing)
5.      Kimia :
·         Rodentisida (single dose & multi dose)
·         Fumigasi
·         kemosterilan

1.    Kultur teknis
·      Pengaturan pola dan jarak tanam
·      Tanam serentak
·      Pembersihan tanggul
·      Tanaman perangkap
2.    Sanitasi Lingkungan
3.    Fisik
·      TBS
·      Gropyokan
·      Pengusiran tikus
4.    Biologis
·      Ular, garangan, musang, burung alap-alap tikus
5.    Kimia
·        Rodentisida
Pengemposan tikus
i.         

j.        Tanda – Tanda Terdapat Rattus Norvegicus
·         Gnawing : adanya bekas gigitan tikus
Tikus yang sering menggerogoti sesuatu, gigi depannya dengan cepat menjadi pendek. Untuk mendapatkan makanan tikus akan menggerogoti pintu, tempat penyimpanan, dll.
·         Burrows : terdapat lubang atau terowongan (liang)
Tikus got lebih suka bersarang di bawah tanah. Liangnya sering terdapat di sepanjang pagar, dekat pondasi bangunan, dan dibawah lempengan beton atau tembok. Liang yang baru tampak bersih dan licin.
·         Droppings : adanya kotoran tikus
Kotoran tikus akan tertinggal sepanjang tempat yang didatanginya. Misalnya di tempat penyimpanan makanan, air,dll.
·         Runway : jalan yang dilalui tikus biasanya sama
Selama perjalannanya dari liang atau sarang ke tempat penyimpanan makanan, tikus akan melewati jalan yang sama.
·         Footprints and tail marks : bekas jejak kaki tikus
·         Rub mark : bekas jejak kaki tikus yang berlemak
Lemak dan kotoran tikus akan berakumulasi pada permukaan liang membentuk tanda hitam. Tanda tanda semaam itu daapat dilihat pada pipa atau saluran yang dilewati.
·         Tanda2 lain → bau, suara, kotoran dan bangkai tikus.

2.2              Kerugian dan Penyakit Rattus Norvegicus
Kerusakan struktural yang disebabkan oleh tikus got adalah mampu bersembunyi ke dalam tanah., menggali  ruang, menendang kelebihan kotoran ke selokan. Dari  penggalian itu sendiri akhirnya dapat menyebabkan  runtuhnya jalan di atas saluran air, sungai. Tikus juga dapat merusak bahan makanan dan menyebabkan turunnya nilai ekonomis produk makanan yang dibuat dari bahan makanan tersebut. Selain itu tikus juga mengganggu kenyamanan saat di rumah.
Tikus juga merupakan salah satu spesies yang harus diwaspadai karena dapat menyebabkan penyakit, baik melalui langsung maupun tidak langsung. Penyakit yang ditimbulakan tikus antara lain :
1.      Penyakit Pes (Plague)
Sebagai pembawa penyakit pes, yang merupakan penyakit yang disebabkan oleh pinjal tikus dan dapat ditularkan kepada manusia. Penyakit ini merupakan penyakit zoonosa terutama pada tikus dan rodent lain yang dapat ditularkan kepada manusia. Penyakit Pes juga dikenal  sebagai penyakit samparini adalah penyakit yang sangat fatal yang disebabkan oleh bakteri yarsinia peptis. Penyakit Pes dibagi menjadi 2 yaitu :
·         Pes Pubo: ditandai dengan demam yang tinggi, tubuh menggigil, perasaan tidak enak, malas, nyeri otot, sakit kepala hebat, pembengkakan kelenjar (lipatpaha, ketiak, leher).
·         Pes Pneumonic: gejala batuk hebat, berbuih, air liur berdarah, sesak nafas dan susah bernafas.

2.      Leptospirosis
Penyakit leptospirosis disebabkan oleh infeksi Leptospira pada tubuh tikus yang berkembangbiak pada ginjal tikus dan kemudian dikeluarkan melalui urine. Leptospira dapat hidup untuk beberapa lama pada tanah lembab, basah atau air. Penularan kepada manusia terjadi melalui selaput lendir atau luka di kulit.

3.      Scub typhus
Sama halnya pada pes, scrub sama halnya pada pes, scrub tphus tidak hanya melibatkan tkus. Penyakit scrub typhus disebabkan oleh Rickettsia yan hidup pada salah satu vektor tungau yang bernama Trombiculla akamishi. Pada stadium dewasa hidupnya bebas di tanah tetapi stadium larva hidup dari darah tikus. Jika trombiculla terkena rickettsia maka akan berkembangbiak. Larva yang keluar akan mencari host baru dan larva yang membawa Rickettsia akan menghisap darah manusia karena tidak menemukan.

4.      Murine typhus
     Penyebab penyakit ini adalah Rickettsia mooseri, merupakan penyakit yang dekat hubungannya dengan penyakit pes sehingga kemungkinan infeksinya dapat terjadi secara bersamaan, karena vektor maupun hostnya juga sama dengan penyakit pes yaitu Xenopshylla cheopis dan Rattus tanezumi.

5.      Rat Bite Fever
Termasuk jjenis demam yang disebabkan oleh Spirillum minus yang masuk melalui gigitan tikus. Penyakit demam tikus lainnya yang disebut sebagai Haverhill fever yaitu disebabkan oleh Streptobacillus moniliformis. Sumber infeksi berasal dari air ludah atau cairan hidung tikus yang terinfeksi.

6.      Salmonellosis
Penyakit infeksi pada manusia atau binatang yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhimurium, dan dikenal sebagai infeksi keracunan makanan. Salmonellosis pada manusia adalah khas dengan gastroenteritis yang akut., sakit perut, diare, pusing, muntah-muntah dan demam serta dehidrasi terutama pada bayi. Tikus dapat menyebabkan infeksi pada manusia melalui kotoran/ urine tikus yang mengkontaminasi makanan.

7.      Limphocyric choriomeningitis
Penyakit virus pada binatang terutama tikus yang dapat ditularkan pada manusia. Penyakit ini sering dimulai dengan serangan seperti influenza. Penderita dengan meningo-enchepalitis menjadi mengantuk, reflek, terganggu, paralisis dan kulit sensitif.

8.      Rabies
Ditularkan melalui gigitan tikus yang terinfeksi virus rabies.

2.3  Cara Pengendalian Rattus Norvegicus
Pengendalian Rodent adalah kegiatan yang bertujuan untuk menekan kepadatan
tikus dan pengganggu lainnya dengan cara Suveilan / mengetahui keberadaan Tikus. Keberadaan Tikus dapat dideteksi dengan beberapa cara, yang paling umum adalah adanya kerusakan barang atau alat.
     Tanda-tanda berikut merupakan penilaian adanya kehidupan tikus yaitu (Ehler dan Steel, 1950) :
a)      Gnawing (bekas gigitan)
Adalah bekas gigitan yang dapat ditemukan, Tikus yang sering menggerogoti sesuatu, gigi depannya dengan cepat menjadi pendek. Untuk mendapatkan makanan tikus akan menggerogoti pintu, tempat penyimpanan.
b)      Burrows (galian / lubang tanah )
Adalah lubang yang terdapat pada sekitar beradanya tikus seperti dinding, lantai, perabotan, dll. Tikus got lebih suka bersarang di bawah tanah. Liangnya sering terdapat di sepanjang pagar, dekat pondasi bangunan, dan dibawah lempengan beton atau tembok. Liang yang baru tampak bersih dan licin.

c)      Dropping (kotoran tikus)
Adalah kotoran tikus yang ditemukan di tempat / ruangan yang diperiksa. Tinja tikus mudah dikenal dari bentuk dan warna yang khas, tanpa disertai bau busukan yang mencolok, tinja tikus yang masih baru lebih terang dan mengkilap serta lebih lembut (lunak), makin lama maka tinja akan semakin keras.
d)     Runways (jalan tikus)
Selama perjalanannya dari liang atau sarang ke tempat penyimpanan makanan, tikus akan melewati jalan yang sama.
e)      Foot print (bekas telapak kaki)
f)       Rub mark (bekas jejak kaki tikus yang berlemak)
Lemak dan kotoran tikus akan berakumulasi pada permukaan liang membentuk tanda hitam. Tanda-tanda semacam itu dapat dilihat pada pipa atau saluran yang dilewati.
g)      Tanda lain : Adanya bau tikus, bekas urine dan kotoran tikus, suara, bangkai tikus (WHO, 1972)


2.4  Upaya pengendalian Antara lain dengan :
1.      Perbaikan Sanitasi Lingkungan
Tujuan dari perbaikan sanitasi lingkungan adalahn menciptakan lingkungan yang tidak favourable untuk kehidupan tikus. Dalam pelaksanaannya dapat ditempuh dengan (Ehlers et.al, 1950) :
a)      Menyimpan semua makanan atau bahan makanan dengan rapi ditempat yang kedap tikus.
b)      Menampung sampah dan sisa makanan ditempat sampah yang terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, mudah dibersihkan, bertutup rapi dan terpelihara dengan baik.
c)      Tempat sampah tersebut hendaknya diletakkan di atas fondasi beton atau semen, rak atau tonggak.
d)     Sampah harus selalu diangkut secara rutin minimal sekali sehari.
e)      Meningkatkan sanitasi tempat penyimpanan barang / alat sehingga tidak dapat dipergunakan tikus untuk berlindung atau bersarang.
f)       Pembuangan air limbah dari los-los khusus dan  air limbah WC harus disalurkan ke riol atau dibuang ke sungai.

2.      Secara Mekanik  
a)      Rat Proofing
Upaya rat proofing bertujuan untuk mencegah masuk dan keluarnya tikus dalam ruangan serta mencegah tikus bersarang di bangunan tersebut. Upaya rat proofing dapat ditempuh dengan jalan (Ristiyanto dan Hadi, 1992) :
-          Membuat fondasi, lantai dan dinding bangunan terbuat dari bahan yang kuat, dan tidak di tembus oleh tikus.
-          Lantai hendaknya terbuat dari bahan beton minimal 10 cm.
-          Dinding dari batu bata atau beton dengan tidak ada keretakan atau celah yang dapat di lalui oleh tikus.
-          Semua pintu dan dinding yang dapat ditembus oleh tikus (dengan gigitannya), dilapisi plat logamhingga sekurang-kurangnya 30 cm dari lantai. Celah antara pintu dan lantai maksimal 6 mm.
-          Semua lubang atau celah yang ukurannya lebih dari 6 mm, harus ditutup dengan adukan semen.
-          Lubang ventilasi hendaknya ditutup dengan kawat kasa yang kuat dengan ukuran lubang maksimal 6 mm.

b)     Pemasangan perangkap (trapping)
Macam perangkap tikus yang beredar di pasaran adalah jenissnap/guillotine dan cage trap. Jenis cage trap digunakan untuk mendapatkantikus hidup, guna diteliti pinjalnya. Biasanya perangkap diletakkan di tempatjalan tikus atau di tepi bangunan. Pemasangan perangkap lebih efektifdigunakan setelah dilakukan poisoning, dimana tikus yang tidak mati karena poisoning, dapat ditangkapdengan perangkap (Ehler et.al, 1950).

3.      Secara Biologi
a.       Melibatkan patogen dan parasit (Salmonella typhimurium / Salmonella enteritidis)
b.      Melibatkan predator hewan sasaran
-          Kelas Reptilia        : piton tikus, kobra raksasa, ular hijau, ular sanca
-          Kelas Aves            : burung hantu putih, burung hantu coklat, burung alap-alap tikus
-          Kelas Mamalia      : musang / luak, kucing, anjing domestik

4.      Secara Kimiawi
a.      Peracunan (poisoning)
Pada umumnya peracunan dapat dilakukan a[abila tidak membahayakan
manusia ataupun binatang peliharaan. Racun tikus terbagi menjadi dua golongan, yaitu
Single Ddose Poison
  Merupakan rodentisida yang berdosis akut dan bersifat letal terhadap
  tikus. Tikus akan mati sesudah makan rodentisida ini satu kali saja.
Multiple Ddose Poison
Merupakan tipe pengendalian dengan rodentisida yang memerlukan  pemberian yang berulang selama 3 hari atau lebih. Rodentisida ini memiliki zat anti koagulan yang dapat menyebabkan pendarahan internal dan kematian yang lambat dalam waktu 4-10 hari. Pemakaian rodentisida anti koagulan secara terus menerus akan mengakibatkan tesistensi.
Racun tikus yang baisa digunakan adalah arsen, strychnine, phospor, zinkphosphide, redsquill, barium karbonat, atau senyawa yang mengandung salah satu atau lebih dari yang tersebut di atas. Termasuk didalamnya rodentisidayang relatif lebih baru yaitu1080 (ten eighty), Antu, Warfarin, dan Pival.

                        Warfarin dan Pival
                                                Merupakan umpan padat dengan warficida dan/atau pivalin yang berupa cairan, mempunyai pengaruh keracunan yang khas pada tikus. Sifat racun ini adalah anti coagulants, apabila ditelan dengan interval waktu beberapa hari, menyebabkan perdarahan dalam dan mengakibatkan kematian. Biasanya tikus mati dalam 4 sampai 7 hari setelah makan racun dengan dosis yang adekuat. Efek toksik lebih lambat dibandingkan 1080, Antu, Redsquill, dan racun tikus lainnya. Dengan cara kerja yang lambat ini, tidak terjadi penolakan terhadap bahan oleh tikus, sehingga tikus akan memakan bahan ini hingga habis sampai mereka mati. Walaupun cara kerja anti koagulan dari Warfarin dan Pival juga berlaku untuk binatang berdarah panas termasuk manusia, tetapi racun ini dianggap tidak berbahaya seperti racun lainnya karena tersedia antidotenya, yaitu vitamin D yang mudah didapat. Dosis yang dipakai biasanya 0,5% dengan umpan tepung jagung, havermout, tepung roti, tepung kacang, gula, jagung, dan minyak kacang.
                        Red Squill
Racun ini relatif aman terhadap manusia, kucing dan anjing. Bahanred squill adalah “a natural emetic” yang bila termakan oleh sebagian besar binatang berdarah panas atau manusia, mengakibatkan muntah yang segera dan pengosongan bahan racun. Kerja emetic dari red squill ini menjadikan racun khusus bagi tikus jenis Norway (Ratus Norvegicus) berhubung jenis tikus ini tidak bisa muntah. Umpan red squill terasa pahit, dan kelemahannya aalah menimbulkan penolakan diantara tikus dan beberapa jenis tikus selalu menghindari umpan yang berisi red squill, terutama apabila mereka tahu pengaruh racun red squill terhadap tikus lainnya.


                        1080 (Ten Eighty)
1080 adalah nama umum untuk Natrium Fluoro Acetat, merupakan racun tikus yang sangat efektif. Kelemahannya adalah terlalu beracun terhadap manusia dan binatang peliharaan serta tidak adanya antidotenya. Oleh karenanya hanya direkomendasikan khusus bagi pekerja yang terlatih dan bertanggung jawab. Racun ini dilarang dipergunakan di daerah perumahan / pemukiman karena efek racunnya yang sangat toksik.
                        Antu (Alpha Napthyl Thio Urea)
            Nama kimia Antu adalah Alpha Napthyl Thio Urea merupakan racun yang efektif untuk Norway rats, tetapi tidak dianjurkan untuk jenis tikus lainnya. Kelemahan dari Antu adalah cepatnya terjadi toleransi oleh tikus yang makan kurang dari dosis yang adekuat. Oleh karenanya Antu tidak dapat digunakan untuk interval kurang dari 4 sampai 6 bulan di tempat yang sama.

b.      Fumigasi
Fumigasi merupakan cara yang efektif untuk membasmi tikus maupun pinjalnya. Dalam pelaksanaan fumigasi ini, diperlukan petugas yang terlatih karena zat yang digunakan sangat berbahaya bagi manusia dan ternak. Untuk pemberantasan tikus dari kapal fumigasi dilakukan dengan menggunakan sianogas dan sulfur dioksida.

c.       Kemosterilan
Kemosterilan merupakan zat kimia yang dapat menyebabkan serilitas sementara maupun permanen, baik pada satu tikus (baik jantan maupun betinanya). Dalam mengendalikan secara kemosterilan terhadap tikus masih sedang diteliti dan perlu kajian  lebih lanjut.

BAB 3
PENUTUP



3.1  KESIMPULAN
      Tikus adalah mamalia yang termasuk dalam suku Muridae. Spesies tikus yang paling dikenal adalah mencit (Mus spp.) serta tikus got (Ratus Norvegicus) yang ditemukan  hampir di semua negara dan merupakan suatu organisme  model yang penting dalam biologi; juga merupakan hewan peliharaan yang populer. Merupakan vektor dari penyakit-penyakit  yang  membahayakan, seperti : Pes, Salmo-nellosis (meracuni makanan dengan kotorannya), Leptospirosis (terinfeksi penyakit oleh tikus, ketika berenang atau mandi dengan air tercemar), demam yang  disebabkan oleh gigitan tikus, dll.
                  RODENT CONTROL (Pengendalian hama tikus) dengan cara : Inspeksi Tikus & Initial Survey Inspeksi tikus sangat penting. Sanitasi Rat, Proofing / Exlucion, Rodent Killing, Pengendalian non kimia (trapping) POISONING, RODENTISIDA.

3.2  SARAN
      Tikus merupakan hewan baik melalui makanan maupun media lain. Berdasarkan hal di atas kami menyarankan untuk lebih mengenal tikus lebih jauh terutama faktor-faktor yang di timbulkan terhadap kesehatan manusia pengerat yang membahayakan. Tikus dapat membawa penyakit kepada manusia melalui berbagai macam faktor.
                       

  

Daftar Pustaka
Priyambodo, Swastiko. 2003. Pengendalian Hama Tikus Terpadu. Jakarta : Penebar Swadaya.
Azwar, Azrul. 1989. Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Mutiara Sumber Widya.
Mukono. 2000. Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Lingkungan. Suravaya : Airlangga University Press.
Chandra, Budiman. 2000. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta : EGC


Tidak ada komentar:

Posting Komentar